Pesan Chairul Tanjung Kepada Pengusaha dan Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung meminta para pengusaha untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Chairul, keberhasilan pemerintah dalam membangun ekonomi sebuah negara memerlukan peran pengusaha. Begitu juga sebaliknya, jika pemerintah tidak berjalan dengan baik, maka pengusaha menjadi pihak yang paling merugi.

"Kita harus mendukung berjalannya pemerintah dan mudah-mudahan pemerintah mendatang bisa sukses. Karena pengusaha akan menjadi kelompok yang paling rugi kalau pemerintahnya tidak sukses," ujarnya saat acara Prospek Ekonomi Indonesia 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014).

Selain memberikan saran, CT juga berbagi pengalaman selama menjadi Menkoperekonomian. Menurutnya, memutuskan sebuah kebijakan sangat sulit meski terlihat mudah. Pasalnya kebijakan yang dibuat pemerintah akan memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat.

"Membuat kebijakan itu tidak semudah diskusi di lembaga pendidikan tinggi karena kompleks sekali permasalahannya. Sesuatu yang baik belum tentu benar, jadi tidak semudah apa yang kita pikirkan," katanya.

Dia mengingatkan, pemerintahan Jokowi akan menghadapi banyak tantangan untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju. Salah satunya soal pembenahan infrastrukur yang akan memberikan pengaruh terhadap ongkos logistik.

"PR (pekerjaan rumah) kita masih panjang. Mana mungkinkan kita bisa menang kalau cost logistiknya masih mahal. Dan kalau mau murah harus dibangun infrastruktur, kalau murah kita baru bisa bersaing. Masa ongkos angkut jeruk dari China ke Indonesia lebih murah dari pada ongkos angkut jeruk dari Pontianak ke Jakarta," jelas dia.

Selain itu, CT juga berpesan untuk dapat menjadi negara yang maju, Indonesia harus menjadi negara industri. Dan untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan pasokan listrik yang mencukupi. Ini juga akan menjadi PR bagi pemerintahan Jokowi.

"Ini menjadi PR kita bersama. Mana mungkin kita jadi negara maju kalau tidak jadi negara industri. Dan bagaimana mau menjadi negara industri kalau listriknya saja nggak cukup. Jangankan untuk industri, untuk konsumsi rumah tangga saja sulit. Ini berarti kita harus punya listrik yang cukup," tandas dia. (Dny/Nrm)