Dimana Mafia Migas Bermain?

Menurut Marwan Batubara, untuk memberantas mafia migas negara harus ikut berperan menagawasi proses pengadaan minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Nov 2014, 21:39 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2014, 21:39 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Mafia minyak dan gas (migas) menjadi hal yang terus diperbincangkan khalayak, bahkan Presiden Joko Widodo bertekad untuk memberantasnya. Pasalnya, kegiatan  tersebut dinilai sangat merugikan negara. Sebenarnya, dimana mafia migas bermain?

Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS), Marwan Batubara mengatakan, mafia migas bermain dalam proses jual beli migas, baik proses pengangkutan maupun transaksi pembelian yang tata kelolanya bisnisnya tidak sesuai prosedur dan selama ini tak pernah transaparan.

"Secara bisnis tata kelola sudah benar belum? Sekarang objeknya impor lebih banyak, ada kebutuhan membeli mengangkut kembali lagi. Apakah proses mau menjual siapa sudah benar? Siapa yang mengangkut? Mafia itu di situ," kata Marwan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (9/11/2014).

Menurut Marwan, untuk memberantas mafia migas negara harus ikut berperan menagawasi proses pengadaan minyak.

"Soal mafia atau tidak bagaimana negara mengatur jual beli pengangkutan. Makanya proses belinya itu harus transparan terkait prosedurnya," tuturnya.

Menurut Marwan, apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi saat ini dengan pembelian minyak melalui proses langsung antara pemerintah dengan pemerintah atau Goverment to Goverment (G to G) dapat meminimalisir praktik mafia migas.

"Kalau beli langsung negara G to G harusnya lebih murah, tidak lewat broker, itu lebih baguslah. Cuma prosedurnya, harganya lebih transparan," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya