Kementerian ESDM Minta Tambahan Subsidi Bahan Bakar Nabati

Kementerian ESDM meminta tambahan anggaran subsisi bahan bakar nabati di tengah harga minyak dunia terus tertekan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jan 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2015, 09:45 WIB
Bahan Bakar Nabati
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengajukan tambahan subsidi untuk Bahan Bakar Nabati (BBN), lantaran disparitas harga BBN dengan BBM yang semakin jauh karena harga Bahan Bakar Minyak (BBM) merosot.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini harga BBN Rp 9 ribu per liter. Pihaknya akan mengajukan subsidi tambahan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).

"Kami lagi berusaha dapat subsidi tambahan, biar bisa nutup sisanya. Kami masih hitung harganya sekarang Rp 9 ribu," kata Dadan, di Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Penambahan subsidi bertujuan agar program BBN tetap berkembang saat harga BBM murah. Dadan mengungkapkan, subsidi untuk BBN saat ini Rp 1.500.

"Dalam APBN kemarin subsidi BBN ada Rp 1.500. Sekarang kami mau ajuin tambahan, dengan kondisi sekarang tidak cukup. Mudah-mudahan bisa disetujui," ungkapnya.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldi Dalimi menambahkan, subsidi BBN perlu ditambah karena harga BBN tidak mengalami penurunan meski harga minyak mengalami penurunan. Hal tersebut bisa menghambat pengembangan BBN yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi BBM.

"Energi terbarukan jadi sedikit terhambat akibat perbedaan BBN sekarang ini jadi lebih jauh BBN tidak bisa. Trennya mengikuti harga minyak bumi, karena BBN untuk pangan harganya tidak turun," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya