Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia menyiapkan dana US$ 15 miliar untuk mengembangkan tambang bawah tanah (under ground mining) Grasberg Papua.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Maroef Sjamsuddin mengatakan, sumber cadangan tembaga yang diandalkan Freeport pindah dari permukaan tanah ke tambang bawah tanah di masa mendatang. "Kita mengarah kepada under ground mining proyek," kata Maroef di kantor Freeport Indonesia, kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Ia menambahkan, Freeport menganggarkan dana US$ 15 miliar untuk membuat lokasi tambang bawah tanah dan membangun infrastrukturnya.
Advertisement
"Jangka panjang untuk under ground nilainya US$ 15 miliar," ujar Maroef.
Menurut Maroef, hasil produksi tembaga dari tambang bawah tanah tersebut nanti akan dimurnikan pada pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) berkapasitas 2 juta ton per tahun yang akan dibangun di Gresik Jawa Timur senilai investasi US$ 2 miliar.
"Komitmen harus berjalan terus kalau dilihat tidak berjalan bagaimana pengelolahan bahan baku semuanya dari lokasi pertambangan sendiri," tutur Maroef.
Maroef menginginkan pengembangan tambang bawah tanah bisa cepat selesai, sehingga bisa menambah kapasitas produksi konsentrat tembaga.
"Termasuk infrastruktur bisa mempercepat produksi dari tambang under ground supaya bisa memproduksi konsentrat," pungkasnya. (Pew/Ahm)