Liputan6.com, New York - Tagihan telepon dengan angka setinggi langit tentu sangat mengejutkan hingga beberapa orang mengatakan rasanya seperti serangan jantung mendadak. Tapi lebih mengejutkan lagi jika tagihan telepon yang sangat tinggi muncul di saat telepon seluler (ponsel) Anda sedang rusak dan sudah lama tak digunakan.
Adalah Maria Francis, wanita yang terkejut setengah mati karena menerima tagihan telepon senilai US$ 1558,95 atau Rp 19,6 juta (kurs: Rp 12.581/US$). Padahal, pada periode tagihan tersebut, telepon selulernya sedang dalam keadaan mati dalam keadaan rusak.
Dia dengan tegas menyangkal tagihan tersebut dan berdalih bahwa teleponnya tengah tidak aktif. Semua itu terjadi saat dia dan sang suami tengah berlibur ke Eropa.
Advertisement
Bagaimana kelanjutan kisah tersebut? Apakah Francis tetap harus membayar tagihannya? Berikut ulasan singkatnya seperti dikutip dari oddee.com dan cbslocal.com, Kamis (29/1/2015):
Telepon seluler rusak
Telepon seluler rusak
Merayakan keberhasilannya sembuh dari kanker payudara, Maria Francis bersama sang suami berlayar selama 12 hari ke kawasan Eropa. Sebelum berlayar, telepon seluler yang biasa digunakannya ternyata rusak.
Dia lantas datang ke perusahaan provider telepon selelur bernama Verizon. Dua karyawan Verizon memastikan ponsel tersebut rusak dan tak akan bisa menyala lagi.
Karena tak bisa menggunakan ponselnya yang dinyatakan rusak, Francis menikmati liburan tanpa dering telepon. Dia dengan tegas tak pernah menyalakan apalagi menggunakan teleponnya.
Francis bahkan berani bersumpah dengan kitab suci bahwa dirinya tak pernah menggunakan ponsel tersebut.
Advertisement
Pulang berlibur dan mendapat kejutan tagihan
Pulang berlibur dan mendapat kejutan tagihan
Maria Francis mengaku baru menyalakan ponselnya setelah kembali ke Amerika Serikat dari liburannya. Saat itulah dia mendapatkan sejumlah pesan berisi tagihan roaming dari Verizon.
Bukan main terkejutnya Francis, dia mengatakan, bagaimana bisa ponsel yang tidak menyala tiba-tiba menumpuk tagihan yang jumlahnya sudah membengkak. Bagaimana tidak, Verizon memberitahukan utang tagihan teleponnya sudah mencapai Rp 19,6 juta.
Dia lantas menghubungi Verizon dan berusaha mengkonfirmasi jumlah tagihan yang ditujukan padanya. Karyawan Verizon membalas email tersebut dan mengatakan masih harus mengecek kembali apa yang terjadi.
Tapi jika ponsel menyala saat pelanggan tengah berada di kapal pesiar, jaringan akan terhubung seketika dan membuatnya terkena biaya roaming.
Jumlah tagihan dikurangi
Jumlah tagihan dikurangi
Setelah melakukan berbagai diskusi, pihak Verizon akhirnya sepakat untuk mengurangi jumlah tagihan dari semula bernilai belasan juta. Francis mengaku belajar banyak dari kejadian tersebut.
Dia berjanji tak akan membaya ponselnya ke Eropa bahkan dalam keadaan mati sekalipun. Jika Anda ingin menggunakan wifi sekalipun sebaiknya Anda mematikan paket data karena biaya roamingnya sangat tinggi.
Dia juga menyarankan para penumpang kapal pesiar untuk menanyakan berapa biaya penggunaan ponsel di lokasi tersebut. (Sis/Nrm)
Advertisement