Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memukul perusahaan sektor pembiayaan.
Analis Pefindo Hendro Utomo mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS melemahkan pembiayaan, seperti pembiayaan kendaraan.
"Pefindo melihat pelemahan rupiah ini dampaknya cukup kuat, untuk sektor tertentu ada beberapa hal dilakukan perusahaan mencegah pelemahan rupiah," kata Hendro, di Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Advertisement
Ia menambahkan, pelemahan pembiayaan tersebut disebabkan oleh harga kendaraan yang naik. "Seperti Mandiri Tunas Finance sisi pembiayaan mengalami pelemahan, dari harga kendaraan bermotor akan disesuaikan jika pelemahan terus berlanjut dampak konsumen berat kendaraan naik," tutur Hendro.
Hendro mengungkapkan, perusahaan yang melakukan transaksi menggunakan dolar biasanya menerapkan sistem hedging untuk meminimalkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
"Perusahaan pembiayaan mata uang asing dia melakukan hedging risiko tingkat bunga volatilitas rupiah bisa dibatasi. Untuk sektor pembiayaan yang kami rating dampak pelemahan rupiah lebih dari pada demand kedaraan bermotor," pungkasnya.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Selasa pekan ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 13.209 per dolar AS. Ini merupakan penguatan pertama sejak perdagangan tujuh hari terakhir.
Sementara itu, data valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,3 persen ke level 13.205 per dolar AS pada perdagangan pukul 10.05 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat mencatatkan pelemahan signifikan ke level 13.247 di awal sesi.
Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tercatat aktif berfluktuasi di kisaran 13.179 - 13.247 per dolar AS. (Pew/Ahm)