Masyarakat Jangan Lebay Tanggapi Kenaikan Harga BBM

Pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis solar dan premium masing-masing sebesar Rp 500 per liter.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Mar 2015, 15:54 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 15:54 WIB
Jelang BBM Naik, Warga Serbu SPBU
Antrean panjang tampak terlihat, mereka memburu BBM agar mendapatkan harga saat ini yakni premium Rp 6.500 per liter, dan solar Rp 5.500 per liter, Jakarta, Senin (17/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis solar dan premium masing-masing sebesar Rp 500 per liter pada 28 Maret lalu. Harga premium kini dijual Rp 7.400 per liter dan solar Rp 6.900 per liter.

Kebijakan menaikkan harga BBM tersebut dikritik oleh masyarakat, mengingat tidak ada pengumuman sebelumnya dan dinilai terkesan dadakan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada masyarakat untuk t‎idak berlebihan dalam menanggapi keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM itu.

"‎Menurut saya memang betul harus terus disosialisasikan. Tetapi saya berharap reaksi masyarakat tidak berlebihan, karena sebetulnya harga-harga ini masih dalam batas yang bisa ditoleransi," kata Sudirman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Tak hanya harga BBM, Sudirman juga menganggap kenaikan tersebut tidak akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok dan beberapa angkutan umum di Indonesia.

Hal itu dikarenakan dirinya sudah berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan untuk mengendalikan harga-harga transportasi dan bahan pangan tersebut.

Mantan Bos PT Pindad (Persero) tersebut juga menjaskan tak adanya lagi subsidi untuk BBM jenis premium menjadi salah satu konsekuensi tersendiri, di mana harga BBM akan menyesuaikan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"‎Kalau Anda mengharapkan kenaikan BBM disosialisasikan sebelumnya, itu sama saja memberikan efek psikologis yang kurang baik, jadi jangan punya harapan untuk dibicarakan terus menerus sebelum diputuskan, itu malah mengganggu ketenangan masyarakat," papar dia. (Yas/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya