Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo yakin PT Pertamina akan mampu mengoperasikan Blok Mahakam yang akan diambil alih pemerintah dari Total E&P Indonesia pada 1 Januari 2018.
"Kita lihat kemampuan anak bangsa sudah ada kemampuan oleh Pertamina. 50 tahun bekerja di sana sudah ada alih teknologi dan kita harus percaya diri untuk itu," ujar Indroyono saat membuka Indonesia SCM Summit 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Baca Juga
Dia menjelaskan, Pertamina sendiri telah memiliki pengalaman mengoperasikan blok West Madura Offshore (WMO) di Madura dan blok Offshore North West Java (ONWJ) di Jawa Barat.
Advertisement
"Melihat pengalaman Pertamina yang bisa mengendalikan blok di Madura dan Jawa Barat, dengan demikian kita harapkan bisa kendalikan salah satu lapangan gas terbesar yaitu Blok Mahakam," lanjutnya.
Indroyono menyatakan, pemerintah akan menyerahkan kepada Pertamina mengenai mitra kerja yang akan diajak untuk mengelola blok tersebut.
"Sudah diputuskan Blok Mahakam ke Pertamina, silahkan pertamina kerja sama B to B dengan mitra. Pokoknya (negosiasi) secepatnya, tahun ini harus selesai semua. Mulai transisi kalau negosiasi selesai," tandas dia.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyerahkan pengelolaan blok Mahakam, Kalimantan Timur kepada PT Pertamina dan Pemerintah Daerah (Pemda) usai kontrak Total E&P Indonesia habis pada 2017.
Menteri ESDM, Sudirman Said menuturkan, pemerintah memiliki alasan tersendiri atas penunjukan Pertamina dalam pengelola blok itu usai ditinggal Total.
"Dalam hal menetapkan Pertamina sebagai operator ini bagian dari membangun iklim investasi yang lebih bisa diprediksi. Oleh sebab itu, kita kawal masa transisi ini," ujar Sudirman.
Dia menekankan kepada Pemda Kalimantan Timur untuk melakukan pengelolaan sendiri atas Blok Mahakam dan tidak menyerahkan kepada pihak swasta.
"Kami tidak ingin yang punya saham pemda, tapi yang dapat untung swasta. Hal seperti ini pernah dialami oleh Newmont yang dapat 24 persen, sahamnya lama-lama digadaikan kemudian Pemda tidak dapat apa-apa," lanjutnya. (Dny/Ahm)