Flu Burung Masih Jadi Hambat Peningkatan Ekspor Unggas

Japfa Comfeed Indonesia ingin mengundang investor asal Jepang untuk bekerjasama menanamkan modalnya di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Apr 2015, 18:14 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 18:14 WIB
Ratusan Bangkai Anak Ayam Dimusnahkan
Setelah diperiksa oleh petugas karantina hewan, ratusan anak ayam ini positif terkena penyakit, Tanggerang, Selasa, (10/3/2015). Pemusnahan ratusan anak ayam ini sebagai pencegahan penyebaran penyakit. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit avian influenza atau lebih dikenal dengan sebutan flu burung yang pernah merebak di Indonesia beberapa tahun lalu rupanya masih memberikan pengaruh kepada perusahaan peternakan dan pengolahan unggas di Tanah Air.

Direktur PT Japfa Comfeed Indonesia, Bambang Budihendarso mengatakan, efek dari mewabahnya penyakit ini salah satunya yaitu menurunnya ekspor komoditas perunggasan dari Indonesia ke negara lain.

"Ekspor kami sedikit sekali, hampir tidak ada, kecuali udang, itu pun sangat kecil. Sebab kami masih negara yang terkena AI (avian influenza)," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Harris, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Menurut Bambang, jika perusahaan perunggasan ini melakukan ekspor, maka harus dalam bentuk makanan olahan. Sedangkan untuk bisa memproduksi makanan olahan dibutuhkan investasi yang tidak sedikit.

"Jadi harus ekspor dalam finish produk, sedang kalau finish produk itu investasinya besar," kata dia.

Japfa sendiri, lanjut Bambang, sangat ingin mengundang investor asal Jepang untuk bekerjasama menanamkan modalnya di Indonesia. Namun hal tersebut masih berupa keinginan perseroan.

"Kalau kami sebenarnya mau undang investor Jepang untuk tanam di sini. Kalau tidak pengalaman kami tahun 2000-2003 sebelum terjadi AI kami banyak ekspor ke jepang. Begitu ada AI ditinggal begitu saja, kami sudah invest besar-besaran tinggal gitu saja, pengalaman itu kami kapok," lanjutnya.

Tanpa adanya kerjasama dengan investor, Bambang menyatakan bahwa sulit bagi perseroan untuk menggenjot ekspor produknya ke negara lain.

"Tanpa kerja sama dengan mereka yang punya pengalaman seperti kita, akan dialami juga nanti. Dua kali sudah kejadian yang sama (rugi akibat merebaknya penyakit unggas)," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya