Premium Lenyap, Impor BBM Tetap Tinggi

Peluncuran Pertalite sebagai produk baru bahan bakar minyak (BBM) dan menghapus Premium ke depan tidak akan serta merta mengurangi impor BBM

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Apr 2015, 09:31 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2015, 09:31 WIB
Ilustrasi Pertamina (3)
Ilustrasi Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai peluncuran Pertalite sebagai produk baru bahan bakar minyak (BBM) dan menghapus Premium ke depan tidak akan serta merta mengurangi impor BBM.

"Tidak mungkin impor BBM bisa berkurang karena kebutuhan setiap tahun. Memang mau mobil usia 10 tahun dibunuh, kilang minyak saja sudah berumur, pertumbuhan ekonomi kita juga bertumbuh," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Untuk bisa menekan impor, lanjut Agus, pemerintah perlu menambah pasokan BBM di dalam negeri. Menggali, menemukan sumur-sumur minyak baru serta menggalakkan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) dan membenahi transportasi umum.

Dia mengatakan, impor BBM akan tetap tinggi meski produk BBM baru Pertalite diluncurkan bulan depan. "Karena kalau Premium langsung dihapus sekaligus, tidak bertahap, masyarakat bisa ribut," tegasnya.

Ilustrasi Pertamina


Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja sebelumnya mengungkapkan, meski ada Pertalite, pemerintah tetap menyediakan Premium sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kehadiran Pertalite tak mengganggu pasokan Premium.

"Premium akan disediakan Pertamina, tetap, penugasan di luar Jamali (Jawa Madura Bali) dan umum untuk Jamali. Kuotanya tidak akan berubah sama sekali," pungkas dia.  (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya