Liputan6.com, Jakarta - Dunia yang terus berubah, memaksa kita untuk memiliki kompetensi yang berbeda untuk mencapai sukses pada masa lalu, saat ini dan masa depan. Sebab itu kita harus mengetahui hal apa yang harus kita lakukan untuk menjadi warga negara abad ke-21?.
Menurut Harry K Nugraha, Country Manager Intel Indonesia, untuk menyambut ekonomi berbasis informasi yang akan datang, ada 5 keahlian yang harus dikuasai untuk membawa kita lebih jauh ke depan.
Kelima keahlian tersebut yaitu, melek digital (digital literacy), berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis (critical thinking), berkolaborasi (collaborating), dan kepemimpinan (leadership).
Menurut dia, dengan melek digital, tidak hanya mendapatkan keahlian fungsional untuk mengarahkan hidup sehari-hari, tetapi juga memungkinkan untuk mengejar pendidikan lama setelah meninggalkannya.
Advertisement
"Penting bagi kita untuk menjadi akrab dengan teknologi, jika kita ingin mendapatkan yang terbaik dari yang ditawarkan oleh internet," kata dia dalam keterangannya, Senin (4/5/2015).
Dia mencontohkan, keberadaan Intel Easy Steps yang mengajarkan melek digital untuk yang memiliki akses komputer terbatas di Filipina.
Kemudian berpikir kreatif dengan mengenalkan cara baru untuk memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa. Terus berusaha, menguji dan mencoba berbagai cara akan sering kali berhasil juga, tapi hal ini tidak memungkinkan kita untuk memiliki banyak ruang kososng untuk tumbuh dan mengambil risiko.
"Intel Teach menghargai signifikansi dari pencampuran berpikir kreatif dengan metode pengajaran tradisional, dan ini bertujuan untuk mengembangkannya melalui ‘Creativity in the Mobile Classroom," tutur dia.
Sedangkan berpikir kritis berarti memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, maupun mampu untuk berefleksi dan berpikir secara mandiri.
Adapula bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan di dunia digital hari ini, sebuah dunia global.
Koneksi internet yang lebih cepat dan perkembangan komputasi awan memungkinkan kolaborasi yang melampaui jarak fisik dan batas geopolitik, yang membuat ‘Collaboration in the Digital Classroom’ dari Intel Teach menjadi begitu relevan.
"Nutpraveen Tatsuwan, seorang guru dari provinsi Pichit Thailand, telah mengikuti program ‘Collaboration in the Digital Classroom’ pada tahun 2014 dan segera menerapkan apa yang dia pelajari kepada muridnya di kelas 5 dan 6 dengan hasil yang luar biasa. Kelasnya yang dulu melakukan program berfokus pada konten dan menggunakan teknologi hanya sebagai alat untuk mentransfer pengetahuan, sekarang dia mendesain pelajaran dengan melibatkan teknologi untuk memecahkan masalah dalam kelompok," tandas dia.
Kemudian dia menyinggung soal apakah seorang pemimpin itu dibuat atau dilahirkan?. Penelitian telah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah campuran dari kemampuan yang alami maupun yang didapatkan.
Meskipun ada ciri-ciri pemimpin tertentu yang dilahirkan dengannya, dikatakan kita juga dapat memperoleh kemampuan kepemimpinan melalui pelatihan, pengalaman dan praktek.
“Sebagai sumber kehidupan timnya dan orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin tahu bagaimana dan kapan untuk mengeluarkan tembakan dan mengarahkan timnya untuk tingkat yang lebih tinggi,” pungkas Harry.(Nrm)