Jurus Pemerintah Terangi 47 Wilayah Perbatasan dalam 3 Bulan

Penggunakan PLTD untuk menerangi daerah terluar RI hanya untuk tahap awal dan tak selamanya diandalkan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Mei 2015, 18:35 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 18:35 WIB
PLN Tuntaskan Daftar Tunggu
Citizen6, Jambi: Petugas memeriksa mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Desa Koto Lolo. (Pengirim: Agus Trimukti)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan bisa menerangi atau mengaliri listrik 47 wilayah terluar Indonesia paling lambat 17 Agustus 2015.  Dengan sisa waktu tiga bulan, bagaimana cara pemerintah untuk mencapai target tersebut?

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman menjelaskan, pemerintah menargetkan 47 wilayah terluar RI bisa dialiri listrik pada 17 Agustus 2015 karena bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memilih untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). "Untuk target 17 Agustus 2015, kami mengejarnya dengan membangun PLTD. Karena memang satu-satunya cara bisa cepat itu harus PLTD," kata Jarman, dalam diskusi energi, di kawasan Cikini, Jakarta Minggu (10/5/2015).

Jarman mengungkapkan, pemerintah memilih PLTD karena pembangkit tersebut lebih cepat dibangun dan dioperasikan jika dibandingkan dengan pembangkit lainnya. Selain itu, PT PLN (Persero) sebagai perusahaan pelat merah yang mendapat mandat untuk menjalankan program tersebut juga sudah menguasai pengelolaan PLTD

Jarman melanjutkan, penggunakan PLTD untuk menerangi daerah terluar RI ini hanya untuk tahap awal dan tak selamanya diandalkan untuk merlistriki wilayah tersebut. PLTD akan digantikan dengan dengan pembangkit listrik bersumber Energi Baru Terbarukan (EBT).

Pemerintah tak langsung membangun pembangkit RBT karena memang pembangkit tersebut membutuhkan waktu lama untuk membangun dan juga mengoperasikan.

"Kami perlu waspadai, membangun PLTD memang cepat tinggal angkut pasang pondasi, tapi untruk mengoperasikannya pakai BBM solar, perlu diantar untuk daerah terluar jadi masalah karena terpencil, jadi kami tidak boleh pakai PLTD saja," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya