Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, masa kejayaan produksi minyak Indonesia tinggal sejarah. Sudirman mengatakan, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan untuk memproduksi minyak pada 1987 mencapai 1,5 juta barel per hari (bph). Namun kini produksi minyak menurun secara bertahap.
"Kita menghadapi masalah utama anjloknya kemampuan produksi minyak. Masa puncak lifting minyak mencapai 1,5 juta bph pada 1987," kata Sudirman, dalam The 39 Th IPA Convention & Exebition, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Menurut Sudirman, sama kejayaan Indonesia dalam memproduksi minyak tinggal sejarah, sangat sulit untuk mencapai angka tersebut kembali. "Sekarang sudah menjadi sejarah dan mungkin akan sulit sekali mencapai kembali titik itu," tutur Sudirman.
Ia mengungkapkan, rasio penggantian cadangan migas tak sebanding dengan migas yang dikeluarkan, sehingga cadangan migas kian menipis.
"Rasio cadangan yang kini berkisar 2 banding 1 untuk produksi minyak, 10 banding 1 untuk produksi gas merupakan tantangan nyata," ungkapnya.
Ia menambahkan, pemerintah dan pelaku industri harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi migas. Dengan didukung oleh peraturan yang memudahkan kegiatan operasi.
"Ini merupakan komite yang bekerja sungguh sungguh, yang dibekali dengan kewenangan dan regulasi, agar komite ini bisa lincah bekerja," pungkasnya.
Baca Juga
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak Indonesia sempat menyentuh angka 806.424 barel per hari atau Barel Oil Per Day (BOPD).
Advertisement
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, produksi harian minyak pada 18 Mei 2015 mencapai 806.424 BOPD dengan rata-rata produksi bulanan 784.282 BOPD. "Sementara untuk rata-rata produksi tahunan 773.680 BOPD," kata Dadan.
Dadan menjelaskan, produksi tersebut akan bertambah jika Blok Cepu sudah berproduksi penuh. Dengan produksi tersebut, maka lifting minyak di 2015 dapat mencapai 825 ribu barel per hari. "Saat produksi puncak di bulan Oktober 2015 mencapai 205 ribu barel per hari," ungkapnya. (Pew/Ahm)