Jurus Pemerintah Agar Harga BBM Tak Sulitkan Masyarakat

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) juga sedang mempertimbangkan dana stabilitas bahan bakar minyak (BBM).

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 31 Mei 2015, 11:15 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2015, 11:15 WIB
 Pemerintah Turunkan Harga Premium Jadi Rp 7.600
Pengendara sepeda motor saat menunggu giliran untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU, Jakarta, Kamis (1/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kini tengah berupaya menstabilkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang bergerak fluktuatif. Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan, pihaknya akan memperpanjang frekuensi penyesuaian subsidi BBM menjadi tiga bulan sekali agar harganya cenderung stabil dan tidak menyusahkan masyarakat.

"Supaya tidak terjadi goncangan, jadi punya harga baru setiap 3 bulan. Yang bertugas menjual itu BUMN, kalau kami tugasnya menjaga (stabilitas harga)," kata Sudirman di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (31/5/2015).

Sementara soal penetapan standar penyesuaian harga, Sudirman mengatakan, hal itu baru akan ditentukan pada November 2015. Berikutnya, kementerian ESDM juga masih harus mempertimbangkan dana stabilitas BBM.

"Misalnya nanti kalau harga turun minimal Rp 1.500 dari batasan, jangan diturunkan harga BBM-nya. Agar selisih harga dapat disimpan sebagai tabungan," kata Sudirman.

Dia menerangkan, dana tabungan itu dapat menjadi kontribusi tambahan saat harga BBM tengah rendah. Sebaliknya, saat harga BBM lebih tinggi dibandingkan minyak dunia, dana tersebut dapat menjadi kompensasi.

"Jadi misalnya bahan bakar X itu harga tetapnya Rp 6.000 per liter, kalau harganya naik Rp 1.500 per liter, negara perannya mensubsidi.  Sebaliknya, ketika turun Rp 1.500 per liter atau lebih, kita tetap jual Rp 6.000 per liter, dan selisih harganya jadi simpanan," terang Sudirman.

Selisih saat harga tinggi itu akan digunakan sebagai stabilitator saat harga BBM sedang rendah. "Paling tidak kita punya cara harganya tidak lari dan jadi menyusahkan masyarakat," kata Sudirman.

Meski begitu, Sudirman tak menampik adanya kritik dari sejumlah pihak mengenai kebijakan fluktuasi harga BBM saat ini. "Memang kebijakan baru pasti ada pandangan lain, kritik, tetapi ini harus kita kerjakan. Lagipula ada dana stabilitas, semua dalam proses implementasi, harus sabar," ujar Sudirman. (Sis/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya