Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan proses pembebasan lahan yang akan digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah, bisa selesai pada Juli 2015 ini. Pemerintah tengah berupaya membuat payung hukum sebagai landasan kerja pembebasan lahan.
"Untuk PLTU Batang pada Juli ini targetnya masalah pembebasan lahan sudah selesai," kata Jokowi, saat meresmikan PLTP Kamojang Unit 5, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/7/2015).
Menurut Jokowi, proses yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah agar proyek PLTU dengan kapasitas 2X1.000 Mega Watt (MW) tersebut bisa berjalan adalah membuat landasan hukum. Ditargetkan proses administrasi landasan hukum tersebut bisa segera selesai dan disahkan secepatnya sehingga pembebasan lahan segera dilakukan.
"Sehabis proses administrasi pembuatan payung hukum maka semua masalah sudah selesai. Jadi dalam satu bulan ini pembebasan lahan sudah harus rampung," tuturnya.
Jokowi mengungkapkan, dengan beroperasinya PLTU Batang sangat berpengaruh pada pasokkan listrik untuk sistem kelistrikan di Jawa dan Bali. Sementara karena terganjal masalah pembebasan lahan maka pembangunan proyek tersebut tertunda terus salam empat tahun terakhir.
"Itu menyangkut suplay pasokan listrik Jawa yang sudah terlambat empat tahun," jelasnya.
Sebelumnya, untuk membebaskan lahan yang akan digunakan untuk PLTU Batang, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofya Basyir mengungkapkan, PLN menggunakan senjata Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012, yaitu dengan menaruh uang pembebasan di pengadilan, pemilik tanah yang dibebaskan bisa mengambilnya.
"Itukan kami sudah punya Surat Gubernur. Tinggal taruh dana di pengadilan. UU Nomor 2 tahun 2012, jadi sudah sah tinggal pelaksanaan," tuturnya.
Ia menambahkan, sebelum pembangunan PLTU tersebut, PLN telah membebaskan tanah seluas satu hektare (ha) dengan dana Rp 1,8 miliar. "Tinggal 1 hektare yangg persis dekat sekali, tidak sampai 5 hektare," pungkas Sofyan. (Pew/Gdn)
Presiden Targetkan Pembebasan Lahan PLTU Batang Rampung Juli 2015
Dengan beroperasinya PLTU Batang akan sangat berpengaruh pada pasokan listrik untuk sistem kelistrikan di Jawa dan Bali.
Diperbarui 05 Jul 2015, 19:08 WIBDiterbitkan 05 Jul 2015, 19:08 WIB
Sejumlah warga Batang menggelar aksi menolak rencana pembangunan PLTU batubara Batang, di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/6). Dalam aksi tersebut, mereka meminta Presiden Jokowi menghentikan pembangunan PLTU itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sinopsis Film Drop, Saat Kencan Pertama Jadi Momen Menegangkan Ibu Tunggal
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Sore Ini
Oknum Konsulen Diduga Tendang Testis Residen PPDS Unsri, Ini Dampak Trauma pada Organ Intim Menurut Dokter
Garudafood Kantongi Restu Pemegang Saham Tebar Dividen Rp 350,34 Miliar
Kemlu RI: 7.027 WNI Terjerat Kasus Online Scam Sejak 2020 hingga April 2025
Gasing Panggal, Permainan Tradisional yang Sudah Jarang Ditemukan
Sri Mulyani Masih Pede Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5%
Kemenkop Minta Notaris di Indonesia Bantu Pembentukan Kopdes Merah Putih
Menkomdigi Tegaskan Masa Depan AI Milik Semua Negara, Bukan Segelintir
Ruben Amorim Bidik 2 Gelandang Liga Inggris untuk Tambal Lini Tengah Manchester United
4 Outfit Jeans 90-an Kembali Populer di Era Modern, Tren Fashion Terus Berputar
Polisi Ungkap Alasan Fachri Albar Konsumsi Narkotika dan Psikotropika