Menteri Agr‎aria: Sengketa Lahan PLTU Batang Sudah Tuntas

PLTU terbesar di ASEAN yang terletak di Batang, Jawa Tengah dipastikan akan segera dibangun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mar 2015, 18:25 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2015, 18:25 WIB
PLTU Batang Tidak Bisa Diganti dengan PLTGU
Jika proyek ini tidak juga terlaksana, maka dikhawatirkan akan menganggu pasokan listrik di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - PLTU terbesar di ASEAN yang terletak di Batang, Jawa Tengah dipastikan akan segera dibangun. Hal itu dikarenakan persoalan sengketa lahan sudah selesai 100 persen.

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursidan Baldan mengaku telah menadatangani beberapa sertifikat terkait pembebasan lahan terakhir. "Batang sudah selesai, kemarin saya sudah tandatangani lima sertifikat, berarti ada 25 sertifikat‎," kata Ferry di Kantor Kemenko, Rabu (4/3/2015).

Dia menjelaskan mekanisme penyelesaian lahan yang ditempuh selama ini dengan metode diplomasi dengan sejumlah warga‎, di mana secara outputnya sama-sama tidak merugikan.

"Jadi intinya kan di sana, apa yang mereka inginkan, apa yang bisa kita penuhi, jadi kita dengar apa mau mereka," tegasnya.

Dengan selesainya sengketa lahan tersebut, pemerintah menargetkan  proses  peletakan batu pertama (ground breaking) PLTU Batang tersebut akan dilakukan di April 2015.

‎Sekedar infromasi, untuk mengatasi lambatnya pembebasan lahan, pemerintah pun telah merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 71 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Lamanya dimulai pembangunan PLTU Batang ini memang terkendala oleh pembebasan lahan yang membutuhkan 226 hektare areal.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan pembangunan PLTU Batang ditargetkan akan rampung pada 2018. Target itu dimajukan satu tahun dari target sebelumnya tahun 2019.‎ (Yas/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya