Euro Terpuruk Gara-gara Yunani

Dengan selisih suara telak, rakyat Yunani menolak seluruh ketentuan dana talangan internasional dan membuat euro terperosok tajam.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 06 Jul 2015, 10:34 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2015, 10:34 WIB
Euro
Foto: senate.gov

Liputan6.com, Athena - Hasil final dari referendum yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Yunani menunjukkan 61,3 persen rakyatnya memilih `Tidak` untuk menolak seluruh tawaran dari para kreditor, dan 38,7 persen rakyat memilih `Iya` untuk menerima bantuan dana talangan.

Dengan selisih suara telak, rakyat Yunani menolak seluruh ketentuan dana talangan internasional dan membuat euro terperosok tajam.

Melansir laman NBC News, Senin (6/7/2015), euro tercatat jatuh sekitar 1,4 persen terhadap dolar AS. Tak hanya itu, pasar saham Eropa juga menunjukkan penurunan cukup signifikan akibat hasil referendum rakyat Yunani.

"Ini akan berakibat dua hal, hasil referendum akan melegitimasi sikap pemerintah Yunani terhadap Eropa dan Eropa akan membantu atau membiarkan Yunani tetap bangkrut," kata analis ANZ Bank dalam laporannya.

Langkah selanjutnya usai referendum masih belum jelas hingga saat ini. Namun Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan, pemerintahnya memiliki mandat untuk mencapai kesepakatan dan siap melanjutkan berbagai negosiasi dengan Jerman dan Prancis.

Dampak pertama dari hasil referendum adalah apakah Bank Sentral Eropa akan mengelola dana tambahan bagi bank-bank Yunani dari level yang ditahan saat ini.

"Bank Sentral Eropa cenderung akan membuka keran dana bantuan ini hingga ada kejelasan dari para pimpinan politik negara. Di berbagai kasus, pasar masih mengalami masa ketidakpastian dan menanti negosiasi," terang pakar strategi mata uang Bank Sentral Selandia Baru Raiko Shareef.

Sementara di pasar mata uang, pilihan `tidak` dari rakyat Yunani memicu para pelaku pasar tergesa-gesa dengan yen. Sejauh ini yen menjadi mata uang yang paling diuntungkan dengan euro melemah 1,6 persen terhadap yen.

Sebaliknya, dolar Australia dan Selandia Baru justru mengalami penurunan akibat pelemahan euro. (Sis/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya