Liputan6.com, Jakarta - Anggota parlemen Jerman terpaksa harus menyetujui untuk memberikan dana talangan baru kepada Yunani pada Jumat, 17 Juli 2015 ini. Langkah tersebut harus dilakukan oleh Jerman karena Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengisyaratkan agar Yunani tidak boleh keluar dari zona Eropa.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/7/2015), Uni Eropa saat ini sedang menyiapkan paket bantuan baru untuk Yunani. Bantuan tersebut mempunyai tenor tiga tahun dengan nilai 86 miliar euro atau US$ 94 miliar atau Rp 1.240,80 triliun (estimasi kurs Rp 13.200 per dolar AS).
Dalam pemberikan dana talangan tersebut, pengambilan suara yang dilakukan oleh anggota parlemen Jerman menjadi ujian bagi kanselir Angela Merkel. Pasalnya, Merkel harus meyakinkan kepada mereka agar mau memberikan dana talangan kepada Yunani alias memang negara para dewa tersebut masih layak dibantu.
Sementara mayoritas dari anggota parlemen menunjukkan bahwa proeses persetujuan kemungkinan besar tidak akan berjalan lancar. Ada perbedaan dalam partai pengusung Merkel saat ia berusaha untuk memulai pembicaraan bailout dan pinjaman untuk Yunani.
Zona Eropa yang sedang di bawah ancaman, Jerman sebagai negara terkuat harus meletakkan egonya untuk menjaga mata uang bersama tersebut tetap solid.
"Bahaya sistemik Yunani bagi zona euro seluruhnya belum dibuktikan," Christian von Stetten, anggota Christian Democratic Union. "Besok hanya ada satu suara, tidak." tambahnya. Pemungutan suara dilakukan pukul 13.00 waktu setempat.
 International Monetary Fund (IMF) mendesak agar Uni Eropa bisa menggelontorkan dana cadangan untuk Yunani. Sedangakan Jerman mengatakan tidak mungkin hal tersebut bisa dilakukan dengan aturan yang ada saat ini. Draghi sendiri terus mengupayakan untuk meredakan ketegangan.
"Kami selalu bertindak atas Yunani tetap menjadi anggota Zona Eropa," kata Draghi kepada wartawan di Frankfurt, Kamis, setelah pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa memberikan kredit likuiditas darurat baru pada yunani.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble mengatakan, Yunani mungkin lebih baik untuk sementara berada di luar zona Eropa dan melihat ke dalam apakah syarat-syarat yang diajukan oleh Uni Eropa bisa diterima oleh Yunani.Komentar tersebut pun membuat Merkel harus melobi anggota legislatif agar bisa membeirkan paket bantuan yang diusulkan. (Ilh/Gdn)
Jerman Harus Dukung Yunani
Jerman sebagai negara terkuat harus meletakkan egonya untuk menjaga mata uang bersama tersebut tetap solid.
diperbarui 17 Jul 2015, 14:26 WIBDiterbitkan 17 Jul 2015, 14:26 WIB
Suasana sidang Parlemen Eropa di Strasbourg, Perancis, (7/7/2015). Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, ia menentang Yunani keluar dari Uni Eropa, meskipun banyak yang menolak istilah bailout dalam referendum. (AFP PHOTO/PATRICK Hertzog)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saat Wiridan Dianggap Tidak Penting tapi Gak Punya Duit Bermasalah Banget, Sindiran Pedas Gus Baha
Peristiwa 17 Desember 1942: Lahirnya Soe Hok Gie
Wakil Ketua DPR RI Apresiasi Masyarakat Bandung Deklarasi Berantas Judol
Gaya Glamor Valerie Thomas Dampingi Putra Bungsu Zulkifli Hasan di Pernikahan Putri Zulhas dan Zumi Zola
Asal Usul Penamaan Kota Kudus Jawa Tengah hingga Peran Ulama Besar Ja'far Shodiq
5 Fakta Menarik Komet C 2022/E3 (ZTF), Terlihat Puluhan Ribu Sekali
ABK Asal China Dievakuasi dari Kapal WANHANG 2 di Dermaga Minahasa Utara
Menteri Bahlil Bakal Pangkas Birokrasi Proses Pengajuan Izin Pembangunan SPBU Nelayan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 17 Desember 2024
Alasan Anak Bos Toko Roti Kabur ke Sukabumi Usai Aniaya Karyawati
Mahfud Md Ungkap Fenomena 'Gus' Populer sejak Gus Dur jadi Presiden, Begini Kisahnya
Dermaga Wika Bakal Jadi Solusi Atasi Lonjakan Kendaraan Selama Libur Natal dan Tahun Baru