Kekuatan Filipina dan India yang Sulit Dimiliki RI

Saat rupiah melemah, mata uang Peso Filipina dan Rupee India yang cenderung lebih kuat dibanding negara berkembang lain.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Sep 2015, 16:01 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2015, 16:01 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang

Liputan6.com, Malang - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terdepresiasi 15,3 persen per 8 September 2015 (year to date). Kondisi ini berbeda dengan pergerakan mata uang Peso Filipina dan Rupee India yang cenderung lebih kuat dibanding negara berkembang lain.

Direktur Finance and Strategy PT Bank Mandiri Tbk, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, pada periode yang sama, kurs Peso Filipina hanya terkoreksi 4,8 persen dan Rupee India terdepresiasi 5,6 persen.

"Peso Filipina cukup kuat, karena mereka punya dua kunci. Pertama, pemerintah ini sangat memfasilitasi para swasta untuk berinvestasi di negara tersebut," ujar dia saat Diskusi Media Training: Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Ekonomi Global, Malang, Jumat (11/9/2015).

Faktor kedua, sambung Kartika, memperoleh guyuran devisa dari ekspor tenaga kerja Filipina dalam bentuk valuta asing (valas). Negara tersebut, lanjutnya, mengirim tenaga kerja berpendidikan dan berkompeten.

"Jadi uang dolar AS banyak masuk ke Filipina. Coba Tenaga Kerja Indonesia (TKI) juga seperti itu, dan pengelolaannya bagus, maka kita bisa meningkatkan cadangan devisa (cadev) dan rupiah bisa cenderung stabil," jelas Kartika.

Sementara India, tambahnya, sangat cepat melakukan kebijakan reformasi struktural sehingga mengurangi defisit transaksi berjalan dalam batas aman. India pun mempunyai keunggulan yang di Indonesia tidak memiliki.

"India punya budaya, teknologi dan inovasi. Pertumbuhan teknologi, internet dan lainnya berkembang pesar. Ada ahli IT, programer. KIta kalah di situ terlambat pengembangan sumber daya manusia. India pun pandai memanfaatkan jaringan dari warga mereka yang merantau di luar negeri," pungkas Kartika. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya