Hobi Matematika Bikin Cara Pikir Rizal Ramli di Luar Kebiasaan

Jika menyelesaikan masalah dengan cara out of the box, maka bisa memotong lamanya waktu untuk penyelesaian masalah.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2015, 17:50 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 17:50 WIB
20150915-Curhat Masalah Pelindo, Rizal Ramli Sambangi LIPI-Jakarta
Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli saat berbicara pada Pra Kongres Ilmu Pengetahuan di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Rizal mengungkapkan beberapa pengalamannya menyelesaikan beragam permasalahan.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli terus menarik perhatian masyarakat lantaran pernyataan dan aksinya yang kontroversial. Danyak pihaknya yang menentang namun tak sedikit pula yang mendukung.

Rizal mengakui bahwa dirinya senang menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang di luar kebiasaan atau out of the box. Hal ini didorong oleh kegemarannya pada mata pelajaran matematika sejak duduk bangku di sekolah dulu.

"Menyelesaikan masalah itu harus out of the box. Belajar out of the box. Saya suka banget Matematika. Maka dari itu saya biasa berpikir out of the box," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Menurut Rizal, jika menyelesaikan masalah dengan cara out of the box, maka bisa memotong lamanya waktu untuk penyelesaian masalah tersebut.

"Misal kalau soal bisa di selesaikan 7 tahap. Bisa tidak diselesaikan dengan 4 tahap. Itulah sebabnya saya gunakan angin dari luar untuk perubahan dengan 'rajawali ngepret'," lanjutnya.

Selain soal cara menyelesaikan permasalahan, mantan menteri koordinator bidang ekonomi pada era Presiden Abdurrahman Wahid ini juga menyoroti revolusi mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, hingga saat ini revolusi mental tersebut belum bisa terealisasikan. Pasalnya, tindak kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) masih terjadi di negara ini.

"Katanya revolusi mental, main proyek masih. Katanya revolusi mental tapi KKN masih. Harus ada etika baru dong. Kalau bapaknya pejabat anaknya pengusaha. Jangan dong. Berhentilah main yang tidak-tidak. Rakyat kita sudah susah. Jangan merasa duit negara duit nenek moyang kamu. Itu yang musti dikepret," tandasnya. (Dny/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya