Bocah Nias Dianiaya Tante hingga Sandang Disabilitas, Pemprov Sumut Bentuk Tim Khusus

Dalam video yang beredar, gadis usia 10 tahun itu terlihat memiliki kaki dan tangan yang bengkok. Padahal, menurut kesaksian kepala desa, NN adalah anak non disabilitas sebelum ditinggal kedua orangtuanya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Jan 2025, 14:06 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 14:06 WIB
Bocah Nias Dianiaya Tante hingga Sandang Disabilitas, Pemprov Sumut Bentuk Tim Khusus
Bocah Nias Dianiaya Tante hingga Sandang Disabilitas, Pemprov Sumut Bentuk Tim Khusus. Foto dibuat oleh AI.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bocah penyandang disabilitas asal Nias viral di media sosial. Bukan karena lahir dengan kondisi fisik yang berbeda, viralnya bocah berinisial NN lantaran kondisi disabilitasnya diduga akibat kekerasan yang didapat dari keluarganya sendiri.

Dalam video yang beredar, gadis usia 10 tahun itu terlihat memiliki kaki dan tangan yang bengkok. Padahal, menurut kesaksian kepala desa, NN adalah anak non disabilitas sebelum ditinggal kedua orangtuanya.

Diketahui, NN tinggal bersama kakek, nenek, tante, dan pamannya setelah ditinggal pergi merantau oleh kedua orangtuanya.

“Sebelum saya jadi kepala desa, saya pastikan ini anak normal tidak ada cacat. Sekali lagi saya tegaskan anak ini sehat tidak cacat saat masih ada kedua orangtuanya,” kata Kepala Desa Hilikara, Nias Selatan, Sumatera Utara, Poniswan Giawa, mengutip Liputan6, Jumat (31/1/2025).

Viralnya video itu membuat pihak kepolisian turun tangan dan membawa NN untuk mendapat pendampingan, sementara pihak keluarga diperiksa. Hasilnya, polisi menemukan adanya tindak kekerasan yang dilakukan pihak keluarga.

Tante korban yang berusia 18 tahun ditetapkan sebagai tersangka setelah mengakui bahwa selama ini ia menyiksa keponakannya sendiri.

“Tantenya adalah adik kandung dari bapak korban, saat ini perkara masih terus berjalan, tidak tertutup kemungkinan tersangka kekerasan akan bertambah,” kata Kasat Reskrim Polres Nias AKP Sugiabdi.

Bentuk Tim Khusus Tangani Anak Korban Kekerasan

Penganiayaan yang menimpa NN telah mendapat perhatian dari Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni.

Ia pun membentuk tim khusus untuk menangani kasus anak korban kekerasan di Nias Selatan. Tim ini dibentuk sebagai respons cepat dalam menangani dugaan kasus kekerasan yang dialami NN.

Tim khusus tersebut terdiri dari dinas dan instansi terkait, mulai dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumut, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan lintas instansi seperti kepolisian.

Tim ini bertugas mengidentifikasi, menginvestigasi dan menangani kasus kekerasan pada anak yang tengah disoroti masyarakat Indonesia.

Tingkatkan Perlindungan dan Kurangi Kasus Kekerasan Anak

Fatoni menilai, kekerasan pada anak adalah masalah yang sangat serius sehingga perlu perhatian semua pihak.

“Kekerasan anak adalah masalah yang sangat serius dan memerlukan perhatian kita semua. Dengan pembentukan tim ini, kita berharap dapat meningkatkan perlindungan anak dan mengurangi kasus kekerasan anak di Nias Selatan," kata Fatoni melalui keterangannya, Rabu (29/1/2025) mengutip laman resmi Pemprov Sumut.

Nantinya, tim tersebut juga akan memberikan dukungan psikologis kepada korban kekerasan, serta bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan anak.

Selain penanganan, tim juga akan melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan anak dan pencegahan kekerasan pada anak.

“Tim tentunya akan berfokus pada pencegahan dengan mengadakan program-program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak kekerasan terhadap anak,” ucap Fatoni.

Masyarakat Harus Berani Lapor

Tak lupa, Fatoni mengimbau masyarakat agar berani melapor apabila melihat atau mengetahui kasus kekerasan dalam rumah tangga ataupun pada anak guna mencegah hal yang tidak diinginkan.

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam melindungi anak-anak kita. Jangan takut untuk melapor jika ada kasus kekerasan, laporkan saja apabila mengetahui atau melihat,” kata Fatoni.

Fatoni berharap, tim tersebut dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengedepankan hak-hak anak dalam penanganan kasus tersebut.

“Dengan demikian Sumut dapat menjadi provinsi yang lebih aman bagi anak-anak, serta mengurangi angka kekerasan dan memberikan rasa aman bagi semua warga,” ujar Fatoni.

Tim khusus ini telah diberangkatkan menuju Nias Selatan untuk melihat langsung kondisi NN. Salah satu anggota tim, dr, Nelly Fitriyani dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut menyebut pihaknya sesuai arahan Gubernur, telah melakukan pemeriksaan kesehatan pada sang anak, termasuk cedera yang dialaminya. Saat ini sang anak pun telah menjalani pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit M Thomsen Gunungsitoli.

“Besok hari, adik juga akan diperiksa ke dokter spesialis bedah umum, dan akan kita koordinasikan apa tindak lanjutnya,” kata Nelly.

Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya