Sentimen The Fed Bikin Bursa Asia Sumringah

Indeks saham MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,2 persen di awal perdagangan Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Sep 2015, 08:55 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 08:55 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang1
Orang tercermin dalam papan yang menampilkan rata-rata Nikkei di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Nikkei adalah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia naik tipis pada perdagangan saham Jumat pekan ini seiring dolar Amerika Serikat (AS) menguat ditambah pidato pimpinan bank sentral AS/The Federal Reserve Janet Yellen untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Akan tetapi melihat indeks saham selama sepekan, indeks saham telah turun lebih dari empat persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 1,1 persen. Diikuti indeks saham Selandia Baru naik 0,3 persen dan indeks saham Australia/ASX 200 menguat 0,9 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,2 persen.

Pidato Janet Yellen mempengaruhi laju bursa saham Asia. Setelah sepekan pengumuman The Fed menunda kenaikan suku bunga, Yellen memberikan pidatonya. Ia mengatakan, pihaknya tidak mengharapkan perkembangan ekonomi dan keuangan global secara signifikan mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Selain itu, pemerintah Jepang juga memangkas pertumbuhan ekonomi, dan menyorot risiko eksternal yang ditimbulkan oleh China dan kenaikan suku bunga AS. Data yang dirilis sebelum pasar dibuka menunjukkan kalau harga inti konsumen Jepang menandai penurunan tahunan pertama sejak bank sentral mengerahkan program stimulus besar-besaran.

"Kami meragukan pejabat The Fed akan memiliki informasi baru cukup untuk memulai pengetatan pada pertemuan Oktober jika mereka tidak siap untuk bertindak pada pekan lalu. Kami harap mereka bergerak pada Desember," ujar Jim O'Sullivan, Ekonom High Frequency Economics seperti dikutip dari Reuters Jumat (25/9/2015).

Ia menambahkan, secara implisit hambatan dari kekuatan global sedang diimbangi dengan kekuatan domestik. Di pasar keuangan, Euro jatuh sekitar 0,5 persen menjadi US$ 1,1180 dari sekitar US$ 1,1230. Sedangkan dolar naik 0,2 persen menjadi 120,30 terhadap Yen. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya