Pengamat: RI Butuh Efek Paket Kebijakan Ekonomi Jangka Pendek

Pengamat ekonomi, Didik Rachbini menilai harga BBM turun dapat mendongkrak ekonomi karena diikuti tarif listrik turun.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Sep 2015, 14:01 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2015, 14:01 WIB
Perlambatan Ekonomi Indonesia Mengkhawatirkan
Suasana gedung bertingkat di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2015). Perlambatan ekonomi Indonesia di triwulan I tahun 2015 sebesar 4,7 persen dinilai para pengamat ekonomi sangat mengkhawatirkan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diharapkan kembali mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang dampaknya dapat dirasakan dalam jangka waktu cepat untuk menggairahkan kembali ekonomi Indonesia yang lesu.

Pengamat Ekonomi Didik J. Rachbini mengatakan, salah satu kebijakan yang dinilai akan memberikan efek cepat bagi geliat kegiatan ekonomi yaitu menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Perlu kebijakan yang dampaknya jangka pendek, harga BBM diturunkan, dan akhirnya tarif listrik ikut turun karena harga BBM lebih murah," ujar Didik di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/9/2015).

Dia menjelaskan, harga BBM jenis premium yang dibanderol Rp 7.400 per liter oleh Pertamina dinilai masih terlalu mahal pada saat kondisi ekonomi saat ini. Terlebih lagi harga minyak dunia yang masih anjlok, sebesar US$ 40 per barel.

"Idealnya itu diturunkan harganya sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2.000. Ini hasilnya akan terasa cepat, bisa terlihat dalam dua minggu," kata dia.

Menurut Didik, penurunan harga BBM ini bisa dilakukan untuk sementara saja. Jika harga minyak dunia naik dan kondisi ekonomi telah membaik, maka harga BBM bisa kembali disesuaikan. "Harus ada perjanjian, misalnya setahun ini BBM diturunkan, tapi tahun depan bisa naik lagi. Jadi turunnya ini saat krisis saja," ujar Didik. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya