Defisit Listrik Jadi Alasan Pemadaman Rutin di Sumatera Selatan

Secara rata-rata beban puncak di Sumatera Bagian Selatan, termasuk Lampung mencapai 1.655 Mega Watt (MW).

oleh Nefri Inge diperbarui 01 Okt 2015, 09:49 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 09:49 WIB
Ilustrasi Mati Lampu
Ilustrasi Mati Lampu(Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Palembang - Banyaknya keluhan warga Sumatera Selatan (Sumsel) terhadap pemadam listrik rutin beberapa bulan terakhir membuat pihak PT PLN Wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) angkat suara. General Manager PT PLN WS2JB Budi Pangestumengatakan, defisit listrik yang terjadi di tengah beban puncak kebutuhan daya listrik yang tidak sesuai dengan pasokan daya listrik menjadi alasan PLN melakukan pemadaman bergilir di wilayah Sumatera Selatan. 

“Permohonan maaf ke seluruh pelanggan di Sumsel, Jambi, Bengkulu atas kekurangan pasokan sehingga terjadi pemadaman di beberapa tempat. Secara rata-rata beban puncak di Sumbagsel, termasuk Lampung sebesar 1.655 Mega Watt (MW), terlebih harus mengirimkan ke Sumbagteng sebesar 117 MW. Sedangkan pembangkit yang siap beroperasi hanya 1.547 MW. Dari total cadangan pembangkit yang ada dihitung dengan kebutuhan beban puncak, defisit listrik sebesar 225 MW,” ujarnya seperti dikutip Kamis (1/10/2015).

Budi melanjutkan, agar tidak terjadi padam serentak, PLN harus mengurangi beban puncak sesuai dengan daya listrik yang tersedia yaitu dengan melakukan pemadaman listrik di beberapa tempat. Di Lampung sudah dikurangi 82 MW dan wilayah S2JB minus 143 MW.

Kekurangan pasokan listrik ini, dikarenakan banyak faktor, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang biasa digunakan hanya bisa beroperasi 1-4 jam. Hal ini dikarenakan debit air berkurang di musim kemarau.

Beberapa PLTA yang terpaksa beroperasional minim yaitu PLTA Musi dengan daya listrik 2x70 MW, PLTA Maninjau 4x17MW, PLTA Singkarak dan lainnya. Padahal, empat PLTA ini mampu menyumbang sekitar 608 MW. Selain itu, ada pembangkit listrik di daerah Borang dengan daya 1x30 Watt dan Pembangkit Gunung Megang, 2x48 MW yang kurang maksimal beroperasi karena faktor kabut asap.

Dengan adanya pemadaman bergilir ini, penyaluran daya listrik untuk 2,6 Juta pelanggan PLT WS2JB dibatasi antara 4-6 Jam per hari. Namun, pemadaman tidak akan terjadi jika setiap pelanggan PLN S2JB bisa menghemat sebanyak 76 Watt setiap harinya.

Sementara itu, Mukti Sulaiman, Sekda Pemprov Sumsel menghimbau kepada pelanggan PT PLN WS2JB agar bisa menghemat penggunaan listrik setiap harinya. Pihaknya juga tidak mempunyai kewenangan terhadap kebijakan pemadaman listrik tersebut

"Kami imbau masyarakat agar berhemat. Kami akan koordinasikan ke semua instansi pemerintah agar bisa melakukan penghematan listrik. Pemadaman listrik bukan kewenangan Gubernur Sumsel ataupun Bupati, tapi ini otoritas penuh dari PLN," ujarnya. (Nefri Inge/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya