Ini Wilayah Tangerang Masih Alami Pemadaman Listrik

PLN melakukan pengalihan beban listrik ke sub sistem Balaraja-Lontar dan Muara Karang-Gandul untuk percepat pemulihan daerah kena pemadaman.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Sep 2015, 15:42 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 15:42 WIB
Gardu PLN Kembangan Terbakar
Petugas berusaha memadamkan api yang melanda gardu induk PLN di Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015). Akibat kebakaran ini, PLN terpaksa memadamkan jaringan listrik di sejumlah titik di Jakarta dan Tangerang.(Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang masih melakukan pemadaman bergilir di wilayah Tangerang. Hal itu lantaran karena terbakarnya Interbus Transformer (IBT) Kembangan pada Selasa 2 September 2015.

Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Koesdianto mengungkapkan sebagai upaya percepatan pemulihan daerah yang terkena dampak pemadaman listrik, PLN melakukan pengalihan beban listrik ke Sub Sistem Balaraja-Lontar dan Muara Karang-Gandul.

"Pada dini hari 3 September 2015 pukul 00.44 WIB pasokan listrik ke wilayah padam akibat kebakaran IBT Kembangan telah kembali normal," kata Koesdianto, di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Namun karena karakteristik beban di Jakarta dan Tangerang memang berbeda dengan daerah lain, yaitu beban listrik siang lebih tinggi daripada malam karena banyaknya aktivitas industri dan bisnis.

Pengalihan beban Sub Sistem Kembangan ke Sub Sistem lain dan tingginya pemakaian pada siang hari menyebabkan beban listrik di Sub Sistem Balaraja-Lontar menjadi tinggi dan mengalami defisit daya.

PLN terpaksa melaksanakan Manual Load Shedding (MLS) atau pengaturan pembebanan aliran listrik secara manual pada beberapa wilayah di Tangerang pada pukul 14.30 WIB sebesar 35 MW di Jl. Raya Serpong, Ciputat, Rw Buntu, Cisoka, Jl. Raya Serang, dan sekitarnya.

Pada Sub Sistem Kembangan terdapat 2 IBT berkapasitas masing-masing 500 MVA yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 500 KV ke 150 KV. IBT tersebut memasok beberapa gardu induk untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan.

Pada Selasa 2 September 2015, IBT 2 mengalami kerusakan sehingga peralatan proteksi secara otomatis bekerja memutuskan tegangan di kedua IBT tersebut untuk mencegah timbulnya korban jiwa dan kerusakan lebih lanjut pada peralatan lain.

Proses perbaikan IBT 2 Kembangan memerlukankan waktu kurang lebih dua bulan untuk dapat beroperasi normal. Sedangkan untuk IBT 1 Kembangan diperkirakan Jumat 4 September 2015 sudah dapat beroperasi kembali sehingga kekurangan daya akibat belum berfungsinya IBT 2 bisa teratasi sehingga pasokan energi listrik PLN kembali normal. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya