Liputan6.com, Jakarta - Mewujudkan kota yang layak huni dan berkelanjutan secara inklusif memerlukan keterlibatan semua pihak, mengingat jumlah penduduk di dunia terus meningkat. Untuk membahas hal tersebut, negara-negara di Asia Pasifik berkumpul untuk mewujudkan kota layak huni, mengingat berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2010, jumlah penduduk di kota-kota Asia Pasifik tercatat mencapai 750 juta jiwa.
Untuk membicarakan masalah tata kota tersebut, negara-negara di Asia Pasifik sepakat untuk berkumpul dan menyelenggarakan acara akbar, yaitu Asia Pacific Urban Forum Youth (APUFY) pada 17-18 Oktober 2015, Asia Pacific Urban Forum 6 (APUF 6) pada 19-21 Oktober 2015, dan sebagai acara puncak pada tanggal 21-22 Oktober 2015 akan digelar Konferensi Tingkat Menteri atau High Level Regional Meeting (HLRM). Indonesia didapuk menjadi tuan rumah acara tersebut dan Presiden Joko Widodo didaulat untuk membukanya.
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), Dwityo A Soeranto menjelaskan, penyelenggaraan ketiga acara tersebut merupakan pertemuan awal para pemangku kepentingan menjelang penyelenggaraan Habitat III yang akan dilaksanakan tahun depan di Quito, Ekuador. Habitat III merupakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) global PBB setelah adopsi dari Agenda Pembangunan Pasca-2015.
Habitat III akan menguatkan kembali kemitraan strategis para pemimpin dalam pembahasan agenda pembangunan kota berkelanjutan yang baru. "Indonesia yang terpilih sebagai anggota Biro Panitia Persiapan Habitat III. Tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi wilayah Asia-Pasifik serta Panitia Persiapan Rapat (Preparation Committee Meeting) Habitat III pada bulan Juli 2016 di Surabaya," jelasnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (2/10/2015).
APUFY akan diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan badan PBB untuk Program Permukiman (UN-Habitat) dan didukung oleh Asian Development Bank (ADB), serta berbagai mitra kerja lainnya, termasuk organisasi pemuda, kelompok masyarakat, dan juga lembaga ilmu pengetahuan. Acara tersebut akan melibatkan 300 peserta dari Indonesia dan negara-negara Asia-Pasifik dengan jumlah perwakilan yang seimbang.
APUFY akan menyampaikan platform regional bagi pemuda Asia-Pasifik dalam mengartikulasikan isu-isu dan solusi perkotaan yang berdampak pada kehidupan mereka dan komunitasnya.
Agenda Ke-2, APUF 6 akan mengusung tema "Pembangunan Kota yang Berkelanjutan di Kawasan Asia-Pasifik: Menuju Agenda Baru Perkotaan". Berbagai macam isu baru dan sulit saat ini berkembang dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan di Asia-Pasifik dan daerah-daerah prioritas yang akan menjadi bagian penting dari Agenda Pembangunan Pasca-2015.
"APUF-6 juga akan memberikan rekomendasi pada pertemuan tingkat tinggi menuju Habitat III untuk wilayah Asia-Pasifik dalam hal isu-isu prioritas yang akan dipertimbangkan dalam 'Agenda Baru Perkotaan'," terang Dwityo.
Hasil dari APUF-6 akan disampaikan dalam Pertemuan Regional Tingkat Tinggi (HLRM) sebagai masukan menuju Habitat III untuk wilayah Asia-Pasifik. Konferensi ini diadakan sejalan dengan siklus dwi-winduan (1976, 1996, dan 2016) untuk mendorong komitmen global terkait urbanisasi yang berkelanjutan yang difokuskan pada pelaksanaan agenda baru perkotaan.
“Hasil pembahasan dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi sebagai masukan bagi pertemuan terkait agenda selanjutnya dalam rangka persiapan menuju Habitat III di Ekuador,” ujar Dwityo.
Untuk diketahui, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya akan menjadi panitia penyelenggara dari kegiatan APUFY, APUF 6, dan HLM ini. (Gdn/Zul)*