Jokowi Minta Bunga Bank Turun, Gubernur BI Mulai Berhitung

Bank Indonesia mempertimbangkan rencana kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat dan ekonomi China.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Okt 2015, 19:02 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2015, 19:02 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menghitung kemungkinan penurunan suku bunga di perbankan nampaknya menimbulkan kecemasan bagi Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter‎ di Indonesia.‎

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menilai dalam kondisi ekonomi yang penuh gejolak seperti ini, apapun kebijakan yang berkaitan dengan sektor keuangan atau likuiditas perbankan diharapkan dapat dipertimbangkan secara matang.

‎"Justru kalau kita nanti melakukan penyesuaian tingkat bunga maka kita mesti hati-hati jangan sampai kondisi ekternal yang melemah ini kemudian justru akan lebih berat kondisi pergerakan pasar keuangan di Indonesia‎," kata Agus di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (2/10/2015).

Agus menuturkan, memang saat ini inflasi hingga akhir September 2015 sudah berada di bawah 7 persen. Namun, dia mengingatkan, inflasi memang menjadi salah satu faktor untuk menentukan suku bunga, tetapi juga harus diperhatikan kondisi global.

Ekonomi dunia yang tengah tidak menentu ini harus tetap diantisipasi Indonesia, terutama penyesuaian suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan ekonomi China.

Menurut Agus, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah saat ini lebih baik untuk mengawal penyaluran dan pemberian subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun ini telah diberikan subsidi KUR bagi para pengusaha dari sebelumnya 22 persen menjadi 12 persen.‎

"Nanti 2016, Insyaa Allah akan dijadikan 9 persen, juga dengan penyikapan fiskal, itu yang saya sambut baik, tapi kalau mengenai hitung-hitungan mungkin OJK mereview supaya marjin yang diambil sama bank jangan berlebihan," tegas Agus.‎

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo tengah menggodok paket kebijakan ekonomi jilid III yang akan dikeluarkan pada pertengahan bulan ini.‎ Salah satu hal yang diminta Presiden Jokowi untuk dapat dimasukkan dalam poin paket kebijakan ekonomi jilid III ini adalah adanya penurunan suku bunga perbankan.

"Saya kira paket ekonomi ke III ini jangka pendek, coba dilihat apakah memungkinkan yang pertama bunga bank bisa turun dengan mengefisiensikan ‎biaya-biaya yang ada di bank, tolong dihitung," kata Jokowi.

Berbeda dengan paket kebijakan Jilid I dan II yang mayoritas memiliki efek jangka menengah dan panjang, paket kebijakan Jilid III ini lebih mengutamakan dampaknya dapat dirasakan masyarakat dalam jangka pendek. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya