Pendapatan Pertamina Kuartal III 2015 Turun

Untuk menghadapi penurunan pendapatan, Pertamina telah menjalankan langkah-langkah efisiensi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Okt 2015, 15:12 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 15:12 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat pendapatan kuartal ke III 2015 sebesar US$ 10,21 miliar. Pendapatan tersebut mengalami penurunan sebesar 44,63 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014.

"Pendapatan kuartal III 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama 2014 yang tercatat US$ 18,44 miliar," kata Direktur Keuangan Pertamina, Arif Budiman, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Arif mengungkapkan, laba bersih Pertamina berfluktuasi pada tahun ini. Pada kuartal I 2015 tercatat US$ 0,03 miliar. Lalu untuk periode tiga bulan selanjutnya atau pada kuartal II 2015 melonjak menjadi US$ 0,54 miliar. Namun pada kuartal III 2015 kembali turun jika dibanding kuartal II dan naik jika dibanding dengan kuartal I. Pencapaian laba pada kuartal III 2015 tercatat US$ 0,34 miliar.

Hal yang sama juga terjadi pada EBITDA perserona. Pada kuartal I 2015 di angka US$ 0,94 miliar, kuartal II 2015 tercatat US$ 1,39 miliar dan kuartal III 2015 sebesar 1,23 miliar.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan, penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia dan tertekannya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sejak awal tahun harga minyak memang terus berada di level rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada pertengahan 2014, harga minyak berada di atas level US$ 100 per barel. Namun di awal tahun ini, harga minyak tertekan ke kisaran US$ 45 per barel. 

Sedangkan untuk nilai tukar rupiah terus melemah pada awal tahun hingga akhir Semester III 2015. Di awal tahun rupiah masih ada di kisaran 12.500  per dolar AS. Namun di akhir kuartal III 2015, rupiah telah berada di level 14.600 per dolar AS. 

"Harga minyak dunia terus turun diposisi sekitar US$ 50 per barel, perkiraan kami tadinya ICP di US$ 60 per barel, ini kondisi kinerja akan berbeda," jelas Dwi.

Untuk menghadapi penurunan pendapatan tersebut, perseroan telah menjalankan langkah-langkah efisiensi. Salah satu contoh efisiensi tersebut adalah dengan minyak mentah dari Malaysia dengan kapal sendiri.

Sepanjang Juni, armada kapal Pertamina mengangkut minyak mentah sebanyak tiga kali untuk diolah di kilang milik Pertamina.

Kapal Pertamina, MT Gamalama, jenis Long Range yang memiliki bobot di atas 80.000 metric ton pada Juni melaksanakan dua kali pengapalan minyak mentah dari Malaysia, yaitu pada 2 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentah sebesar 576.336 barel dari Terminal Kidurong.

Kemudian, pada 20 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentah sebesar 600.141 barel dari Terminal Kikeh Malaysia. Sementara itu, kapal Pertamina lainnya, MT Gunung Geulis melaksanakan satu kali pengapalan kargo minyak mentah sebesar 574,812 barel dari Terminal Kikeh, pada 1 Juni 2015. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya