Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero)Â mencatat pendapatan kuartal ke III 2015 sebesar US$ 10,21 miliar. Pendapatan tersebut mengalami penurunan sebesar 44,63 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014.
"Pendapatan kuartal III 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama 2014 yang tercatat US$ 18,44 miliar," kata Direktur Keuangan Pertamina, Arif Budiman, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Arif mengungkapkan, laba bersih Pertamina berfluktuasi pada tahun ini. Pada kuartal I 2015 tercatat US$ 0,03 miliar. Lalu untuk periode tiga bulan selanjutnya atau pada kuartal II 2015 melonjak menjadi US$ 0,54 miliar. Namun pada kuartal III 2015 kembali turun jika dibanding kuartal II dan naik jika dibanding dengan kuartal I. Pencapaian laba pada kuartal III 2015 tercatat US$ 0,34 miliar.
Hal yang sama juga terjadi pada EBITDA perserona. Pada kuartal I 2015 di angka US$ 0,94 miliar, kuartal II 2015 tercatat US$ 1,39 miliar dan kuartal III 2015 sebesar 1,23 miliar.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan, penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia dan tertekannya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sejak awal tahun harga minyak memang terus berada di level rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada pertengahan 2014, harga minyak berada di atas level US$ 100 per barel. Namun di awal tahun ini, harga minyak tertekan ke kisaran US$ 45 per barel.Â
Sedangkan untuk nilai tukar rupiah terus melemah pada awal tahun hingga akhir Semester III 2015. Di awal tahun rupiah masih ada di kisaran 12.500 Â per dolar AS. Namun di akhir kuartal III 2015, rupiah telah berada di level 14.600 per dolar AS.Â
"Harga minyak dunia terus turun diposisi sekitar US$ 50 per barel, perkiraan kami tadinya ICP di US$ 60 per barel, ini kondisi kinerja akan berbeda," jelas Dwi.
Untuk menghadapi penurunan pendapatan tersebut, perseroan telah menjalankan langkah-langkah efisiensi. Salah satu contoh efisiensi tersebut adalah dengan minyak mentah dari Malaysia dengan kapal sendiri.
Sepanjang Juni, armada kapal Pertamina mengangkut minyak mentah sebanyak tiga kali untuk diolah di kilang milik Pertamina.
Kapal Pertamina, MT Gamalama, jenis Long Range yang memiliki bobot di atas 80.000 metric ton pada Juni melaksanakan dua kali pengapalan minyak mentah dari Malaysia, yaitu pada 2 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentah sebesar 576.336 barel dari Terminal Kidurong.
Kemudian, pada 20 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentah sebesar 600.141 barel dari Terminal Kikeh Malaysia. Sementara itu, kapal Pertamina lainnya, MT Gunung Geulis melaksanakan satu kali pengapalan kargo minyak mentah sebesar 574,812 barel dari Terminal Kikeh, pada 1 Juni 2015. (Pew/Gdn)
Pendapatan Pertamina Kuartal III 2015 Turun
Untuk menghadapi penurunan pendapatan, Pertamina telah menjalankan langkah-langkah efisiensi.
diperbarui 22 Okt 2015, 15:12 WIBDiterbitkan 22 Okt 2015, 15:12 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pelajar IKN Diajak Tingkatkan Kreativitas Konten Melalui Workshop Visual Storytelling ITB
Mendadak KH Mahrus Ali Lirboyo Batalkan Penerbangan karena Pesawat Bau Mayit, Kisah Karomah Wali
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Gelar Bakti Sosial Serentak di Seluruh Indonesia
Pesan Prabowo Usai Helatan Pilkada 2024: Kalau Kalah, Mendukung yang Menang
Jejak Diplomasi Sultan Hamengkubuwono IX, Antara Tradisi dan Kemerdekaan
Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu
Di Ponpes Ayah Gus Baha Tak Banyak Peraturan, Kiai Harus Seperti Ini Kata KH Nursalim
Taylor Sander Bakal Merapat ke LavAni di Proliga 2025
4 Pemain Manchester United yang Mungkin Diangkut Ruud van Nistelrooy ke Leicester City
Peta Politik Parpol Pilkada 2024, KIM Plus Menang Telak atas PDIP?
Sejarah Singkat Museum Gedong Kirtya di Buleleng
Insiden Handball Kiper Manchester United Jadi Kontroversi, Kapten Bodo/Glimt Bocorkan Perbincangan Wasit