Liputan6.com, Bengkulu - Akibat musim kemarau panjang yang melanda, serapan beras lokal di Provinsi Bengkulu berkurang dari tahun lalu. Dari target 6.000 ton, saat ini Bulog Bengkulu baru mampu menyerap beras petani sebanyak 37 persen atau 2.700 ton saja. Sedangkan pada tahun 2014 lalu Bulog Bengkulu mampu menyerap beras petani lokal Bengkulu lebih dari 3.000 ton.
Kepala Divisi Umum Perum Bulog Divre Bengkulu Alfonso Roy mengatakan, dari 10 kabupaten/kota di daerah, ada tiga kabupaten yang tidak menyumbangkan serapan beras lokal yakni Kaur, Seluma dan Bengkulu Tengah. Lantaran, petani beralih menanam komditas lain.
"Akibat musim kemarau, petani Seluma beralih ke tanam kedelai. Berdasarkan data dinas pertanian sudah panen hingga 1,8 ton," ujar Alfonso di Bengkulu Rabu (11/11/2015).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu juga, harga jual gabah kering di pasar lebih tinggi dari harga beli yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 7.300 perkilo sampai ke gudang.
"Kurangnya pasokan air mempengaruhi masa panen, mulai dari pembibitan hingga panen," lanjut Alfonso.
Serapan beras lokal terbanyak di kabupaten Kepahyang yakni sebanyak 1.000 ton, Rejang Lebong sebanyak 950 ton dan Bengkulu Selatan sebanyak 310 ton. Sisanya dipasok dari petani kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko dan Kota Bengkulu.
Sementara itu harga beras di pasaran pertanggal 11 November 2015 yakni jensi manggis Rp 11. 900/kg, jenis asalan Rp 9.400/kg dan Seginim Rp 10 ribu/kg
"Dengan harga beras yang tinggi di pasaran, wajar saja petani enggan menjual ke Bulog. Tapi kita tetap mpatuh pada inpres yang ditetapkan pemerintah," pungkasnya. (Yuliardi Hardjo Putro/Zul)