Liputan6.com, Jakarta - Keadaan ekonomi Indonesia yang masih melambat beberapa waktu belakangan ini memukul orang-orang terkaya di Indonesia. harga komoditas yang turun, dolar yang melemah, hingga harga sawit atau crude palm oil (CPO) yang juga anjlok membuat mereka kehilangan kekayaannya.
Mengutip dari Forbes, Kamis (3/12/2015), untuk perusahaan orang-orang terkaya Indonesia yang berorientasi ekspor akan sangat merasakan perlambatan ekonomi ini.
Belum lagi harga-harga komoditas yang anjlok bersamaan dengan niilai tukar rupiah terhadap dolar membuat kekayaan orang-orang terkaya dunia tersebut turun 9 persen atau sekitar US$ 9 miliar atau setara Rp 124,5 triliun.
Advertisement
Satu dari efek dramatis dari penurunan ini memukul 6 dari orang terkaya dunia, dari 28 miliarder di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Edwin Soeryadjaya dan Sukanto Tanoto, sebagai orang terkaya Indonesia yang bisnisnya bergantung pada komoditas.
Baca Juga
Soeryadjaya memiliki 60 persen saham Saratoga Investama Sedaya yang bergerak di sektor batu bara, minyak dan gas serta minyak sawit.
Sementara Sukanto Tanoto adalah Bos Asian Agri, yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Harga yang rendah menopang penurunan kekayaan Tanoto.
Di tahun ini, hanya ada 10 orang terkaya Indonesia yang kekayaannya naik. Mereka yang kekayaannya turun kehilangan rata-rata US$ 370 juta, dan kekayaan mereka turun rata-rata 19 persen.
Miliarder lainnya adalah Sjamsul Nursalim dan Ning King. Penurunan kekayaan yang dialami oleh Sjamsul sebagian besar karena jatuhnya saham perusahaan ritelnya yaitu Mitra Adi Perkasa.
Sementara itu, ada dua orang kaya baru. Mereka adalah raja properti Osbert Lyman dan pengusaha tekstil Iwan Lukminto. Ada juga yang kembali masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya dunia, yaitu Soetjipto Nagaria, yang masuk lagi menjadi orang terkaya dunia berkat saham perusahaan propertinya yang melonjak yaitu Summarecon.