Inalum Berpeluang Jadi Induk Holding BUMN Tambang

Kementerian BUMN mempertimbangkan bentuk induk perusahaan BUMN tambang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Des 2015, 16:15 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 16:15 WIB
kecelakaan tambang
Aktivitas di lokasi salah satu tambang batu bara yang merenggut nyawa salah satu pekerja di Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putra)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menjadi salah satu BUMN yang memiliki prospek bisnis, permodalan dan menejemen yang mumpuni. Selain digadang-gadang bakal menjadi perusahaan penerima divestasi saham PT Freeport Indonesia, Inalum juga bakal menjadi induk holding perusahaan BUMN tambang.
‎

Aloysius Kiik Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN menjelaskan rencana penyatuan ini menjadi program Kementerian BUMN untuk merampingkan jumlah BUMN.

"Kemungkinan besarnya ada seperti induknya, seperti Semen Indonesia itu, kalau seperti itu kita pakai yang paling sensitif itu Inalum, ini jadi satu alternatif," kata A‎loy dalam Seminar Reshaping, Sharpening & BUMN di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Sebenarnya skema penggabungan dengan model holding ini menjadi salah satu opsi. Ada opsi lain yang diungkapkan Aloy bisa dilakukan dan dinilai menjadi cara yang paling memungkinkan, yaitu pembuatan perusahaan baru.

"Dilihat dari berbagai aspek, kalau New Co pun, dari sisi kemudahan Inalum memang lebih mudah, karena dia masih 100 persen (saham dimiliki pemerintah)," tegas Aloy.

Menteri Badan Usaha Milik Negara‎ (BUMN) Rini Soemarno berencana membentuk BUMN holding untuk perusahaan tambang. Saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan analisis mengenai perusahaan yang akan menjadi induknya.
‎

Rini menjelaskan, pembentukan holding BUMN ini sebenarnya merupakan rencana lama. Namun memang untuk mewujudkannya tidak mudah. Ada beberapa usulan dalam pembentukan holding BUMN tersebut. Salah satu usulan tersebut akan dibentuk holding besar yang akan membawahi perusahaan-perusahaan lain, seperti contohnya Temasek di Singapura. Selain itu, ada juga usulan pembentukan holding berdasarkan sektoral.

Berdasarkan perhitungan Kementerian BUMN, pembentukan holding lebih efektif jika dibentuk berdasarkan sektoral. Salah satu sektor yang bakal dibentuk holding adalah sektor pertambangan.

"Holding itu melihatnya sektor per sektor sekarang. Kami melihatnya bahwa perlu ada pembagian-pembagian tidak bisa langsung hanya ada satu holding," kata Rini.

Rini melanjutkan dari berbagai sektor yang digarap perusahaan BUMN, sektor pertambangan yang memungkinkan untuk diterapkan penggabungan.

"Tapi seumpamanya kita melihat kemungkinan, energy resorces, yaitu pertambangan-pertambangan seperti PT Timah, PT Aneka Tambang, dan PT Bukit Asam. Kami akan menjadikannya satu holding itu," tutur dia. (Yas/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya