8 Juta Rumah Tangga Belum Menikmati Listrik

Kementerian ESDM menargetkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 90 persen di akhir 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Jan 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2016, 09:45 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat masih ada 8 juta rumah tangga yang belum menikmati aliran listrik sampai akhir 2015 nanti. Kementerian ESDM menargetkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 90 persen di akhir 2016.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, dalam perhitungan Kementerian ESDM, dengan masih adanya 8 juta rumah tangga yang belum teraliri listrik tersebut maka rasio elektrifikasi di Indonesia belum terlalu tinggi. 

Sampai akhir 2015, rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 88 persen. ‎"Kami hitung yang belum teraliri masih 12 persen. Dari total rumah tangga yang jumlahnya mencapai 66 juta rumah tangga, kami hitung hitung masih ada 8 juta rumah tanggal yang belum," kata Jarman, Selasa (26/1/2016).

Jarman melanjutkan, 8 juta rumah tangga yang belum menikmati listrik tersebut ‎tersebar diseluruh Indonesia. "Itu letaknya dimana-mana. Namun paling banyak memang ada di Indonesia timur," tutur Jarman.

Untuk mengatasi rumah tangga yang belum menikmati listrik‎, pemerintah menargetkan elektrifikasi di tahun ini naik menjadi 90 persen. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM perlu menambah rumah tangga yang dialiri listrik kurang lebih 1,5 juta rumah tangga lagi. 

"Targetnya tahun ini 90 persen. Kami hitung 1,5 juta rumah tangga minimal harus mendapat penyambungan listrik baru," tutup Jarman.

Sebelumnya, Jarman juga mengungkapkan tingkat kapasitas listrik Indonesia hingga saat ini menjadi yang terendah di Asia Tenggara, di mana kapasitas listrik di Indonesia belum menyentuh angka 90 persen.

Jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga lain, Indonesia terbilang masih jauh. Contohnya Singapura yang telah mencapai 100 persen, Brunei Darussalam yang mencapai 99,7 persen, Thailand sudah di angka 99,3 persen, Malaysia juga telah 99 persen, dan bahkan Vietnam telah mencapai 98 persen. 

Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, selain pemerintah, perusahaan di sektor kelistrikan baik lokal maupun asing juga memiliki peranan penting dalam hal ini. Salah satu perusahaan asing yang telah berkecimpung pada sektor kelistrikan di Indonesia yaitu Shanghai Electric Corporation (SEC).

Wakil Presiden Direktur SEC Yi Xia Rong, mengatakan sejauh ini pihaknya ambil bagian dalam proyek pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW.

"Salah satu proyek yang telah dirampungkan di Indonesia adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat sebagai salah satu program pecepatan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10 ribu MW," katanya.

SEC merupakan salah satu perusahaan manufaktur di China yang berfokus kepada generator pembangkit listrik mulai dari turbin uap, generator turbin, hingga peralatan pembangkit listrik electromotror.

Selama lebih dari 60 tahun, SEC mengembangkan penelitian dan memiliki basis produksi berteknologi tinggi dengan kapasitas produksi 38 giga watt. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya