Tarif Listrik Februari Turun, Ini Daftar Lengkapnya

Faktor utama yang mempengaruhi penurunan TTL Februari 2016 adalah penurunan harga minyak Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Jan 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2016, 20:10 WIB
Ilustrasi tarif Listrik Naik (2)
Ilustrasi tarif Listrik Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 12 golongan yang sudah tidak disubsidi dan mengikuti skema penyesuaian (adjustment) mengalami penurunan untuk periode Februari 2016.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, penurunan tarif tersebut beragam pada kisaran belasan rupiah per Kilo Watt hour (KWh). "Tarif listrik untuk 12 golongan mengalami penurunan," kata Benny, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Benny menyebutkan golongan pelanggan yang mengalami penurunan tarif adalah:

Golongan tegangan rendah turun Rp 17per Kilo Watt hour (KWh), yaitu:

‎Rumah Tangga R-1 daya 1.300 
‎Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 
‎Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VAs.d5.500 V‎
‎Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VAke atas
‎Bisnis B-2/TR daya 6.600VA s.d 200 kVA
‎Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VAs.d 200 kVA
‎Penerangan Jalan Umum P-3/TR.

Golongan menengah turun Rp 13 per KWh, yaitu:

Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya diatas 200 kVA
‎Industri I-3/TM daya diatas 200 kVA
Kantor Pemerintah P-2/TM daya diatas 200 kVA.

Golongan pelanggan tegangan tinggi turun Rp 11 per KWH, yaitu:

‎‎Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas.

Menurut Benny, faktor kuat yang mempengaruhi penurunan TTL Februari 2016 adalah penurunan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2015, dari US$ 41,44 per barel menjadi US$ 39 per barel.

Sedangkan parameter lain pembentuk tarif listrik yaitu kurs dolar Amerika Serikat mengalami kenaikan dari Rp 13.7673 per US$ menjadi Rp 13.796 per US$ dan infilasi naik dari 0,21 persen ke 0,‎21 ke 0,96 persen. "Lebih besar dampak penurunan harga minyaknya," tutup Benny. (Pew/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya