Menunggu Rapat BI, Rupiah Melemah ke 13.455 per Dolar AS

Paket kebijakan pemerintah yang merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) memberikan sentimen positif kepada rupiah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Feb 2016, 13:26 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2016, 13:26 WIB
20151229-Transaksi-Rupiah-AY
Teller menghitung uang rupiah di Bank Bukopin Syariah, Jakarta, Selasa (29/12). Rupiah kembali melemah, di tengah sepinya transaksi jelang libur Tahun Baru Hingga akhir pekan, pergerakan rupiah diperkirakan masih terbatas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya melemah pada perdagangan Rabu pekan ini setelah sebelumnya terus mengalami penguatan. Meskipun melemah, rupiah masih berada di level 13.500 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Rabu (17/2/2016), rupiah dibuka di level 13.455 per dolar AS. melemah jika dibandingkan dengan penurunan kemarin yang ada di level 13.394 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini rupiah berada di kisaran 13.442 per dolar AS hingga 13.536 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah menguat 2,10 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.504 per dolar AS. Melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di level 13.333 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini terjadi karena penguatan dolar AS yang berjalan seiring dengan penguatan bursa saham di AS. Namun pelemahan rupiah ini bisa ditahan sebenarnya jika otoritas moneter mampu mengeluarkan kebijakan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelaku pasar.

Ekonom ING Groep NV Joey Cuyegkeng menjelaskan, saat ini pelaku pasar mengharapkan BI bisa menurunkan suku bunga acuan kembali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Realisasi angka inflasi memberikan ruang bagi Bank Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, Ekonom United Overseas Bank Ltd, Singapora, Ho Woei Chen menjelaskan, sentimen terhadap rupiah memang positif saat ini. "Dengan daftar investasi membuat prospek masuknya arus modal menjadi lebih besar," tuturnya.

Saat ini, Ho Woei Chen sedang mengkaji target rupiah pada tahun ini. Sebelumnya ia memperkirakan bahwa rupiah akan berada di kisaran 13.900 per dolar AS.

Selain itu, sentimen positif lainnya adalah adanya sinyal positif bahwa Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur yang akan berlangsung pada 16-17 Februari 2016. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya