Genjot Investasi, BKPM Bakal Roadshow ke 10 Provinsi di China

Dalam kurun 2010-2014, rata-rata investasi yang dicatatkan dari China mencapai US$ 495 juta per tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Feb 2016, 18:02 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 18:02 WIB
20160121-Preskon BKPM Pencapaian Investasi 2015-Jakarta-Angga Yuniar
Kepala BKPM, Franky Sibarani (kiri) dan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis memberikan keterangan pers terkait hasil pencapaian investasi 2015 di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (21/1/2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) berencana menggelar roadshow investasi ke-10 provinsi di China, salah satunya ke Beijing. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong masuk lebih banyak investasi asal China ke Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, investasi dari China terus tumbuh melampui rata-rata realisasi selama lima tahun terakhir. Dalam kurun 2010-2014, rata-rata investasi yang dicatatkan dari China mencapai US$ 495 juta per tahun.

Menurut dia, angka ini meningkat 26 persen menjadi US$ 628 juta pada tahun 2015. Peningkatan realisasi investasi dari China ini merupakan salah satu indikator penetrasi investasi yang dilakukan oleh investor China.

"Atas saran Duta Besar China, kami berencana mengunjungi 10 provinsi prospektif di China.
‎Kami harapkan investasi China dan Hong Kong meningkat dari waktu ke waktu," ujarnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).

‎Franky menjelaskan, pihaknya memonitor aktifitas investor China secara intensif. Hal ini lantaran masih ada potensi peningkatan realisasi investasi yang cukup signifikan ke depannya.

"Komunikasi kami dengan Kadin China, kita sepakat masuk dalam era yang lebih aktif. Kita akan lakukan beberapa pertemuan dan fokus pada 10 provisi potensial. Intinya kita sekarang fokus kepada optimalisasi di Beijing dan Hong Kong," kata Franky.

Dia menyatakan, investor China dikenal agresif dalam memperoleh informasi mengenai peluang-peluang investasi di Indonesia.

Dari laporan yang disampaikan Marketing Officer BKPM, tercatat China termasuk negara prioritas dengan interaksi investor yang cukup tinggi.

"Dari sisi komitmen investasi, komitmen investasi selama 2010-2014 mencapai US$ 11 miliar, sedangkan untuk tahun 2015 saja mencapai US$ 22 miliar,” beber Franky.

Saat ini China termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang 2015, pengajuan izin prinsip dari China yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp 277 triliun.

Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun. China merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya