Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pangsa pasar (market share) industri keuangan syariah mencapai lebih dari 5 persen hingga akhir tahun ini.
Untuk itu, OJK akan melaksanakan sejumlah program dan meningkatkan sosialisasi produk dan jasa keuangan syariah di Indonesia.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya Siregar mengatakan, sepanjang tahun lalu telah terjadi peningkatan pangsa pasar di industri keuangan syariah.
Pada awal 2015, pangsa pasar sektor ini sebesar 4,6 persen, lalu meningkat menjadi 4,87 persen pada akhir tahun. Pada tahun ini, pangsa pasar diharapkan akan menembus di atas 5 persen.
"Target 2016 ini, bisa melampaui 5 persen untuk syariah; kemarin 4,87 persen. Kita harapkan meningkat," ujar dia di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Mulya menyatakan, indikator pertumbuhan industri ini dapat dilihat dari peningkatan aset industri keuangan syariah, khususnya di sektor perbankan. Pada 2015 nilainya tercatat Rp 300 triliun, sedangkan pada akhir tahun ini aset diharapkan menjadi Rp 350 triliun.
"Kemarin kita hitung-hitung sudah Rp 300 triliun. Jadi kalau 5 persen (market share) itu bisa jadi Rp 350 triliun," jelas dia.
Untuk mencapai target ini, kata Mulya, OJK akan bersinergi dengan pemerintah melalui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Nantinya KNKS akan mengharmonikan regulasi keuangan syariah sehingga memudahkan pelaku keuangan syariah untuk ekspansi bisnis dan mempertajam penetrasi ke masyarakat.
Selain itu, OJK juga akan meningkatkan sosialisasi produk dan jasa keuangan syariah kepada masyarakat. Salah satunya dengan penyelenggaraan pameran Keuangan Syariah Fair (KSF) 2016. Pameran ini berlangsung pada 3-6 Maret 2016 di Piazza Hall, Mall Gandaria City, Jakarta Selatan.
"Sosialisasi keuangan syariah harus langsung memaparkan produk-produknya dan di tempat-tempat umum yang dikunjungi banyak orang, jangan lagi hanya di tempat tertutup dan seperti acara diskusi saja," tandas dia. (Dny/Nrm)