Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menyusun Peraturan Menteri ESDM tentang pembangunan kilang minyak mini yang akan mengolah sumur minyak tua.
Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, Peraturan Menteri pembangunan kilang minyak mini ini bertujuan meningkatkan efisiensi biaya produksi lapangan-lapangan marjinal. Peraturan tersebut diharapkan rampung pada tahun ini.
"Rencana pembangunan infrastruktur tersebut di 8 cluster yaitu Cluster I Sumatera Utara, Cluster II Selat Panjang Malaka, Cluster III Riau, Cluster IV Jambi, Cluster V Sumatera Selatan, Cluster VI Kalimantan Selatan, Cluster VII Kalimantan Utara dan Cluster VIII Maluku," kata Wiratmaja, dalam situs resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
‎
Advertisement
Direktur Pembinaan Program Migas Agus Cahyono Adi menyebutkan isi aturan tersebut, antara lain formula harga, kepastian pasokan dan insentif yang diperlukan dari daerah.
Baca Juga
Kilang minyak mini ini akan dibangun di dekat mulut sumur lapangan-lapangan tua yang produksinya kini menurun untuk menekan biaya produksi.
Selama ini, produsen minyak atau Kontrakor Kerjasama (KKKS) yang mengelola lapangan-lapangan marjinal dengan produksi yang terbilang kecil, harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengangkut minyak mentah ke floating storage yang jauh letaknya.
Jika minyak dibawa ke floating storage, termasuk skema hulu yang berarti ada biaya distribusi yang termasuk cost recovery.
Sebaliknya, jika minyak hasil produksi diambil dekat mulut sumur maka termasuk skema hilir dan lebih menguntungkan karena biaya distribusinya ditiadakan. Karena itulah, Pemerintah akan membangun kilang minyak mini dengan menggandeng swasta.
"Dari skema optimalisasi lifting, ada kilang yang jauh dari tempat penjualan. Kita harus berhitung, daripada hasil produksi tersebut dibawa ke floating storage yang jaraknya ratusan kilometer dan memakan biaya, lebih optimal kita membangun kilang dekat dengan sumur minyak untuk bisa diolah dan langsung dijual produknya," ujar Agus.‎
Namun, kilang minyak mini ini juga memiliki kelemahan yaitu hanya dapat memproduksi Solar karena prosesnya yang sederhana. Sementara untuk memproduksi Premium dibutuhkan teknologi lebih lanjut.
Kilang-kilang minyak mini yang akan dibangun tersebut, berkapasitas rata-rata 10 ribu barel per hari. Rencananya untuk cluster I akan dibangun di Sumatera Utara di dekat Blok Rantau dan Pangkalan Susu, Cluster II Selat Panjang Malaka di dekat Blok Emo Malacca Strait dan Petroselat, Cluster III Riau dekat dengan Blok Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, WestArea.
Sementara Cluster IV Jambi di dekat Blok PalMerah, Mengoepeh Lemang dan Karang Agung, Cluster V Sumatera Selatan di sekitar Blok Merangin III dan Ariodamar, Cluster VI Kalimantan Selatan di sekitar Blok Tanjung, Cluster VII Kalimantan Utara dekat Blok Bunyu Sembakung, Mamburungun dan Pamusian Juwata, serta Cluster VIII Maluku di sekitar Blok Oseil dan Bula. (Pew/Ahm)
Â
Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di siniÂ