Bangun Jaringan Gas Jadi Jurus Pemerintah Kurangi Subsidi Elpiji

Kementerian ESDM membatalkan rencana kenaikan harga Elpiji subsidi 3 kilogram (kg) Rp 1.000 per kg.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Apr 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2016, 09:45 WIB
Tabung Elpiji 3 Kg "Hanya Untuk Rakyat Miskin" Resmi Beredar
Tabung tersebut merupakan tabung kosong yang telah digunakan masyarakat, kemudian di cat ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan jaringan gas kota dengan menggunakan pipa menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mengurangi konsumsi subsidi Elpiji. Saat ini pemerintah tengah mendorong pemerataan jaringan gas kota. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemerintah terus mengusahakan untuk memperluas jaringan gas kota. Langkah ini guna mendorong peralihan penggunaan dari Elpiji ke gas bumi. Dengan adanya peralihan tersebut diharapkan konsumsi Elpiji subsidi akan terus berkurang.

"Secara bertahap kami akan bangun secara masif jaringan gas. nanti secara langsung daerah yang sudah memiliki jaringan gas maka konsumsi Elpiji subsidi akan berkurang," kata Wiratmaja di Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Namun memang, tidak semua wilayah di Indonesia dapat menikmati jaringan gas bumi yang disalurkan menggunakan pipa tersebut. Ada beberapa wilayah terpencil yang memang tidak ekonomis untuk dikembangkan jaringan gas. "Tentu tidak 100 persen mengganti Elpiji karena ada daerah yang tidak efektif jika dibangun jaringan gas," kata Wiratmaja.

Sebelumnya, Kementerian ESDM membatalkan rencana kenaikan harga Elpiji subsidi 3 kilogram (kg) Rp 1.000 per kg yang tercantum dalam nota keuangan. Wiratmaja mengatakan, pemerintah berencana mengurangi subsidi Elpiji 3 kg sekitar Rp 1.000 per kg yang berujung pada kenaikan harga untuk mengurangi beban negara.

"Tadinya di nota keuangan Presiden ke DPR dulu ada rencana mengurangi subsidi Rp 1.000 per kg," katanya.

Wiratmaja menuturkan, saat ini harga bahan baku Elpiji turun akibat pengaruh tekanan harga minyak dunia. Dengan begitu, tanpa menaikkan harga subsidi Elpiji telah mengalami pengurangan. "Tetapi harga Elpiji turun cukup lumayan berarti tidak perlu mengurangi subsidi Rp 1.000 itu, artinya tetap seperti apa adanya. 60 persen Elpiji kita impor," ujar Wiratmaja.

Wiratmaja‎ mengungkapkan, sebelum bahan baku elpiji turun pemerintah mensubsidi elpiji sekitar Rp 5.000 per Kg. Setelah harga bahan baku turun, pemerintah hanya mengeluarkan Rp 3.500 hingga 4.000 per Kg.

"Saat ini harganya pas bagus, jadi harga subsidi Elpiji tidak akan berubah dari yang direncanakan tanpa menaikkan harga Rp 1.000 per Kg. Itu yang saya ingin sharing masyarakat tidak panik karena Elpiji tindakan turun dalam waktu dekat, sehingga apa adanya," tutur Wiratmaja. (Pew/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya