Sektor Ini Bakal Berkembang Jika Pemerintah Terapkan Tax Amnesty

Sektor perbankan sampai maritim masih membutuhkan banyak dana untuk pengembangan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Apr 2016, 17:15 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2016, 17:15 WIB
Pemprov Banten Incar 44 Ribu Wajib Pajak Gunakan e-Filling
Pemerintah Provinsi Banten menargetkan 44 ribu wajib pajak dapat menggunakan e-Filling, sistem pelaporan dan pembayaran pajak.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan terdapat beberapa sektor yang siap menerima pembalikan dana (repatriasi) ketika pengampunan pajak atau tax amnesty diterapkan. Dia mengatakan, sektor perbankan sampai maritim masih membutuhkan banyak dana untuk pengembangan.

Muliaman menuturkan, dari kajian awal OJK sektor perbankan saja membutuhkan dana sekitar Rp 100 triliun dalam tiga tahun untuk penguatan modal.

"Dengan asumsi keperluan modal 18 persen, tiga tahun diperlukan Rp 100 triliun. Hanya untuk memperkuat permodalan," kata dia saat rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI,Jakarta, Senin (25/4/2016).

‎Dia juga menambahkan, sektor lain yang masih membutuhkan kucuran dana ialah perumahan. Apalagi, pemerintah memiliki program sejuta rumah yang belum seutuhnya selesai.

Muliaman menambahkan, sektor ekonomi kreatif juga siap menerima pembalikan dana saat repatriasi. Dia mengatakan, tahun lalu pembiayaan untuk ekonomi kreatif sebesar Rp 4,35 triliun dan diperkirakan mencapai Rp 15 triliun sampai Rp 20 triliun dalam 3 tahun ke depan.

"Artinya ruangan untuk itu diisi cukup banyak," ujar dia.

‎Adapula sektor pertanian yang meliputi pembiayaan pertanian, pembiayaan peternakan dan asuransi peternakan dalam 3 tahun ke depan membutuhkan dana Rp 80-Rp 90 triliun.

‎Muliaman juga menyebut, sektor maritim juga masih potensial dan dapat disiapkan sebagai kantung repatriasi. Untuk tahun lalu, kredit sektor maritim baru sekitar Rp 5 triliun.

Selain itu, dikatakan Muliaman, sektor yang tak kalah penting adalah pariwisata yang juga masih membutuhkan banyak pembiayaan. Terlebih, pemerintah juga sedang membuka pusat destinasi wisata baru.

‎"Terakhir yang ada datanya terkait keperluan energi kita energi baru terbaharukan, bagaimana memanfaatkan tenaga matahari dan sebagainya. Walaupun terbatas saya melihat ada ruangan menyerap ini, tentu tak bisa dilakukan mendadak," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya