Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau pada kuartal I 2015. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi tersebut masih konsumsi rumah tangga.Â
Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)Â Juniman memperkirakan, perekonomian Indonesia tumbuh 5,01 persen. Angka tersebut tercipta karena konsumsi rumah tangga dan swasta masih tinggi ditambah dengan belanja pemerintah (government spending).
Estimasi tersebut di atas pencapaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2015 yang berada di angka 4,71 persen. Namun memang lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang tercatat 5,04 persen. "Secara kuartal per kuartal, pertumbuhan ekonomi diprediksi minus 0,25 persen," ujar Juniman saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Baca Juga
Lebih jauh Juniman berpendapat, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 ini akan disumbang dari konsumsi rumah tangga sekitar 4,98 persen. Dari konsumsi pemerintah menyumbang pertumbuhan 3,3 persen, pertumbuhan investasi 4,8 persen, sementara ekspor dan impor masing-masing bertumbuh negatif 1,1 persen dan negatif 1 persen.
"Realisasi belanja modal pemerintah lebih cepat dari kuartal I-2015. Karena lelang-lelang proyek sudah dilakukan lebih awal, seharusnya pemerintah bisa mempercepat penyerapan belanja modal sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat," terang Juniman.
Di samping itu, dia menyarankan, pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur supaya memberikan dampak besar terhadap ekonomi nasional. Tak lupa, memberikan stimulus yang merangsang peningkatan konsumsi rumah tangga.
"Makanya kebijakan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sangat bagus meningkatkan daya beli masyarakat. Kalau konsumsi masyarakat naik, pertumbuhan ekonomi nasional pun terkerek naik," papar Juniman.
Jika pemerintah konsisten menjalankan upaya tersebut, Juniman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2 persen di akhir tahun ini. Prediksi tersebut masih dalam kisaran asumsi Bank Indonesia (BI) 5,2 persen-5,6 persen, tapi lebih rendah dari asumsi pemerintah 5,3 persen di APBN 2016.
"Tapi kalau masih lamban, perkiraan saya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak jauh beda dengan tahun lalu di kisaran 4,8 persen-5 persen untuk 2016. Jadi ini penting bagi pemerintah untuk meningkatkan sumber pertumbuhan ekonomi sebagai kunci perbaikan ekonomi di 2016," tandas Juniman. (Fik/Gdn)