Harga Minyak Naik, Penghentian Produksi Jadi Fokus Investor

Harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 1,22 atau 2,8 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Mei 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 05:00 WIB
Kilang Minyak
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak adalah ekspektasi bahwa akan ada penghentian produksi minyak seperti di Kanada dan Nigeria sehingga akan membantu meringankan kelebihan pasokan dunia.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (11/5/2016), harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 1,22 atau 2,8 persen ke angka US$ 44,66 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan global, naik US$ 1,89 atau 4,3 persen ke angka US$ 45,52 per barel di ICE Futures Europe.

Pengurangan pasokan minyak dari beberapa daerah karena penghentian produksi menjadi pendorong kenaikan harga minyak. Selama ini harga minyak telah mengalami penurunan yang cukup tajam terhitung sejak pertengahan 2014 lalu. dua tahun lalu,harga minyak mampu mencapai angka US$ 110 per barel.

Namun memang, para analis mengatakan bahwa terganggunya pasokan di beberapa daerah ini hanya bersifat sementara. Ke depan jika keadaan sudah kembali normal maka pasokan minyak akan kembali berlebih dan harga minyak akan kembali tertekan.

Sebagai contoh, belum lama ini perusahaan minyak milik Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan produksi tahun ini. Hal tersebut bisa menjadi penekan harga minyak.

Para analis dan pelaku pasar juga memperkirakan bahwa data persediaan minyak mentah di AS yang akan dikeluarkan pada Rabu waktu setempat juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data sebelumnya.

Sebelumnya memang harga minyak mampu melonjak karena di beberapa daerah memang sedang menghentikan produksi karena berbagai hal.

Contohnya kebakaran hutan di Kanada telah mengurangi produksi sekitar 1,6 juta barel per hari atau lebih dari 1 persen pasokan global. Sejauh ini belum ada perhitungan yang jelas sampai kapan penghentian pasokan tersebut.

"Saat ini pelaku pasar sedang mencoba menghitung berapa lama penghentian pasokan tersebut akan berlangsung," jelas analis Price Futures Group Chicago, AS, Phil Flynn. Semakin lama penghentian pasokan tersebut terjadi maka kemungkinan besar harga minyak untuk terus naik juga semakin besar.  

Saat ini, kondisi kebakaran mendorong api bergerak ke timur laut Kota Alberta di jantung Kanada. Sekitar sepertiga dari kapasitas produksi minyak mentah harian Kanada telah terpotong dan beberapa pipa utama ditutup demi keamanan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya