Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang cukup disiplin mengelola fiskal. Hal tersebut terlihat dari desifit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terkontrol di kisaran 2,5 sampai 3 persen.
Komisaris Independen PT Bank Permata Tbk Tony Prasetiantono mengatakan, dengan disiplin dalam mengelola fiskal maka anggaran negara tidak jebol. Hal tersebut berbeda dengan kondisi Brazil yang kini terpuruk karena defisit anggaran mencapai 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga
"Jadi pengalaman Brazil seperti sekarang ini mereka tidak disiplin dalam menjalankan kebijakan fiskal atau APBN yaitu melakukan defisit yang terlalu besar" kata dia dalam acara Wealth  Wisdom, the Essence of Wealth yang digelar di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Tony mengatakan, ‎besarnya defisit anggaran disebabkan oleh ketergantungan pada produk komoditas yang saat ini sedang lesu. Kondisi tersebut menjadi lebih ironis mengingat Brazil bakal menjadi tuan rumah Olimpiade.
"Mereka (peserta Olimpiade) nggak tau negara yang dituju ancur-ancuran," kata dia.
Selain itu, dia menuturkan lebarnya defisit anggaran karena lemahnya penerimaan pajak. Dia bercerita Brazil sendiri sedang mendorong penurunan pajak untuk menggairahkan perekonomian negeri Samba tersebut.
Tony mengatakan, kondisi penerimaan pajak yang lemah di Brazil mirip dengan yang terjadi pada Indonesia. ‎Tony mengatakan, seharusnya Indonesia juga bercermin dari Brazil supaya defisit Indonesia tidak melebar di kemudian hari.
"Indonesia jangan mengalami hal yang sama karena kecenderungan kita sekarang ini penerimaan pajak juga sangat lemah nggak seperti ekspektasi sehingga pemerintah akan cenderung mengalami defisit APBN yang juga besar. Tapi sejauh ini kelihatannya kita masih bisa menghandle atau menekan defisit di level paling tinggi 2,5 persen sampe 3 persen terhadap GDP atau jauh lebih rendah daripada Brazil," tandas dia.