Banyak Utang Jatuh Tempo, Rupiah Tertekan

Nilai tukar rupiah makin terkapar pada perdagangan Jumat (13/5/2016) ke level 13.311 per dolar Amerika Serikat (AS).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Mei 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2016, 17:30 WIB
Tingkat Utang RI Paling Rendah di Asia
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah makin terkapar pada perdagangan Jumat (13/5/2016) ke level 13.311 per dolar Amerika Serikat (AS). Gerak kurs mata uang Garuda ini tidak terpengaruh sinyal positif dari kunjungan lembaga pemeringkat internasional, Standard and Poor's ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pelemahan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir ini lebih disebabkan karena tingginya permintaan dolar AS untuk membayar utang, dan kebutuhan lainnya.

"Rupiah melemah lebih kepada adanya permintaan untuk membayar utang, dan lainnya," tegas Bambang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat siang.

Dari data kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), kurs rupiah hari ini bertengger di level 13.311 per dolar AS. Terdepresiasi dari posisi hari sebelumnya Rp 13.299 per dolar AS. Sedangkan rupiah pada Rabu (11/5) masih berada di level 13.271 per dolar AS.

Terpisah, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo hanya sedikit berkomentar terkait rupiah usai menghadiri Rapat Perdana Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). "Kurs rupiah kita cukup ya," ujar Agus.

Seperti diketahui, Pemerintah mulai mengevaluasi posisi utang pemerintah pusat yang sudah menyentuh Rp 3.271,82 triliun per Maret 2016. Kekhawatiran mengacu pada kemampuan membayar utang karena dapat menggerus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Pada Selasa (10/5/2016), pemerintah menggelar rapat terbatas (ratas) maraton di Istana Negara sejak siang sampai malam hari. Salah satu ratas menyangkut utang pemerintah pusat. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku, terjadi kenaikanutang pemerintah pusat setiap tahunnya. Realisasi utang Rp 3.271,82 triliun pada Maret 2016 ini setara dengan 26 persen-27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Untuk diketahui, total utang pemerintah pusat yang mencapai Rp 3.271,82 triliun itu, naik Rp 75,21 triliun dari posisi Februari Rp 3.196,61 triliun. Sementara posisi di akhir 2015 mencapai Rp 3.098,64 triliun. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya