Biaya Logistik ke Jayapura Lebih Mahal Ketimbang Tiongkok

Biaya logistik ke Jayapura mencapai US$ 1.000, dan biaya ini lebih mahal ketimbang ke Tiongkok.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Mei 2016, 15:22 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2016, 15:22 WIB
20160218-Kereta-Logistik-Jakarta-FF
Proses bongkar muatan KA Logistik saat tiba di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2). Dioperasikannya KA Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Biaya logistik transportasi laut menuju Indonesia wilayah bagian timur masih mahal. Bahkan, biaya logistik ke Tiongkok dan Singapura lebih murah ketimbang ke Indonesia bagian timur.

"‎Ini adalah gambaran biaya logistik, Priok ke Banjarmasin US$ 650 satu kontainer. Sementara Priok-Guangzhou US$ 400, Priok-Singapura US$ 185, Priok-Jayapura US$ 1.000," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adolf Tambunan, dalam acara Rapat Kerja Nasional 2016 INSA yang digelar di Hotel Double Tree Cikini, Jakarta, Senin (16/5/2016).

Adolf mengatakan, hal tersebut bukan semata-mata karena angkutan perairan yang tidak efisien. Dia menyebut, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan biaya logistik ke Indonesia timur menjadi lebih mahal. Di antaranya, kurang tersedia akses jalan dan transportasi di darat.

‎"Kalau masalah biaya logistik door to door angkutan laut juga dipengaruhi akses jalan, ‎kendaraan dan sarana angkutan," kata dia.

Selain itu, dia menyebut mahalnya biaya ‎logistik disebabkan oleh kurangnya frekuensi pengangkutan barang ke Indonesia timur serta sebaliknya.

"Kemudian frekuensi pelayanan, tidak keseimbangan perdagangan barat dan timur sehingga pelayanan frekuensi sesuai dengan ‎akumulasi ‎muatan tersedia. Sehingga perlu memperbanyak frekuensi pelayanan kapal‎," kata dia.

Dia mengatakan, jalan keluar untuk menekan biaya logistik ialah pemerataan industri di seluruh wilayah Indonesia. Dia bilang, dengan pemerataan industri maka infrastruktur jalan, sarana transportasi, serta frekuensi perdagangan akan meningkat. Ke depan, hal tersebut akan memangkas biaya logistik.

"‎Sehingga yang perlu adalah pemerataan industri. Sepanjang belum pemerata‎an industri di luar Jawa maka transportasi laut mengikuti pergerakan perdagangan pada intinya‎," tutur dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya