Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai tren pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir bersifat sementara. Pelemahan nilai tukar rupiah ini murni diakibatkan sentimen global.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan, faktor utama masih berasal dari Amerika Serikat (AS). The Fed dalam beberapa hari terakhir mengindikasikan untuk kembali menaikkan suku bunganya antara Juni-Juli 2016.
"Yang saya bisa katakan kondisi nilai tukar yang relatif lemah sepenuhnya karena statement kuat dari pejabat di the Fed yang meyakini di Juni atau Juli akan naikan rate. Sentimen itu berdampak ke stabilitas sistem keuangan dunia karena banyak yang merespons," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Rabu (25/5/2016).
Baca Juga
Hal itu juga didukung dengan sentimen dari daratan Eropa‎ yang tengah digaduhkan dengan rencana United Kingdom (UK) pisah dari Uni Eropa. Isu ini menurut Agus juga mampu mempengaruhi liquiditas di negara-negara berkembang.
Namun, hal itu nampaknya mulai sedikit pudar mengingat beberapa statemen pejabat Eropa dan UK mengindikasikan rencana pisahnya UK mulai kendor. "Tapi yang baru kita ikuti berita baik dari UK, yang kelihatannya kecenderungan Inggris tetap di EU semakin tinggi. Itu menimbulkan kepastian," tegas Agus.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan sepanjang pekan ini. Pada perdagangan Rabu ini rupiah sempat menyentuh level 13.700 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (25/5/2016), rupiah dibuka di angka 13.618 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.638 per dolar AS.
Rupiah sempat menyentuh angka 13.703 per dolar AS pada pukul 09.35 WIB. Namun kemudian menguat kembali ke kisaran 13.650 per dolar AS. Rentang gerak rupiah sejak pagi hingga siang hari ini di kisaran 13.596 per dolar AS hingga 13.703 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah ke 13.671 pada hari. Kemarin, BI mematok rupiah di angka 13.606 per dolar AS.