Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ingin adanya kawasan industrialisasi terpadu di sektor maritim dan perikanan nasional. Pembentukan kawasan tersebut akan masuk dalam peta jalan (roadmap) industrialisasi 2045 yang tengah disusun oleh KEIN.
Anggota KEIN Benny Pasaribu mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam di sektor kemaritiman yang sangat besar. Potensi ini bahkan disebut akan menjadi masa depan bagi Indonesia jika mampu dikelola dengan baik.
"Masa depan Indonesia ini kan ada di sektor kemaritiman dan perikanan, terutama di wilayah timur. Karena produk yang bisa dihasilkan bukan hanya ikan. Ikan dari tangkap saja setidak-tidaknya bisa sampai US$ 20 miliar-US$ 30 miliar per tahun. Kalau budidaya nilainya paling sedikit US$ 200 miliar per tahun. Ini potensi sekarang," ujar dia dalam FokusGroupDiscussion (FGD) Penyusunan Peta Jalan Industrialisasi Sesi IVdi HotelGrand Sahid Jaya,Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Agar potensi tersebut bisa terkelola dengan baik, lanjut Benny, maka diperlukan penataan khusus melalui adanya kawasan terpadu di wilayah-wilayah yang potensi perikanannya paling besar di Indonesia.
"Ini memerlukan tata kelola, industrinya, kawasannya, infrastrukturnya, alat tangkapnya dan pembiayaannya, yang tidak bisa selesai dalam 2-3 tahun," kata dia.
Dalam kawasan tersebut, lanjut Benny, akan disediakan berbagai macam fasilitas inti dan penunjang pengembangan sektor kemaritiman, mulai dari pelabuhan perikanan, sumber energi hingga sekolah. Dengan demikian, kawasan tersebut akan mandiri dan bisa berkembang dengan baik.
"Nanti dalam bentuk kawasan terpadu yang ada pelabuhan ikannya, yang dilengkapi berbagai macam sarana seperti energi, listrik, termasuk sekolah untuk nelayan, sekolah untuk penangkap dan pembudidaya ikan. Semua disiapkan," kata dia.
Jika ini sudah berjalan, maka kawasan tersebut akan tumbuh menjadi kota baru bagi masyarakat nelayan. Selain itu, citra kawasan kumuh yang selama ini menempel di daerah pesisir diharapkan akan tergantikan dengan kawasan maju dan modern.
"Kalau itu sudah jadi kawasan maka tidak kumuh lagi. 2045 sudah menjadi new city. Jadi gambaran kawasan kumuh menjadi kawasan kota yang ada akedeminya, vocational training, ada listrik, ada cold storage, ada industri pengolahan dan berbagai fasilitas. Maka kita tidak hanya cukup untuk protein dari ikan ke kita (dikonsumsi domestik) tapi juga ekspor," tandas dia.