Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, solar varian baru Dexlite telah mengurangi penjualan solar subsidi. Saat ini pangsa pasar Dexlite sudah mencapai 16 persen.
Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi mengungkapkan, saat ini sudah ada 135 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum/SPBU yang menjual Dexlite, dengan rata-rata konsumsi 165 hingga 210 Kilo liter /Kl per hari.
"Untuk Dexlite,‎ jumlah outlet yang menjual sudah mencapai 135 outlet,"‎ kata Afandi, saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti dikutip di Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Afandi menuturkan, kehadiran Dexlite telah mengambil pangsa pasar ‎solar subsidi. Saat ini porsi konsumsi Dexlite sebesar 18 persen, mengurangi porsi konsumsi solar subsidi saat ini 81 persen sedangkan solar non subsidi Pertamina Dex hanya tiga persen.
Baca Juga
"Dengan komposisi penjualan gas oil solar PSO 81 persen, Dexlite 16 persen, dex 3 persen. Dengan rata-rata konsumsi harian 165 - 210 KL per hari‎," ujar Afandi.
‎Afandi menerangkan, kendaraan sebelum adanya kehadiran Dexlite yang diluncurkan April 2016 tesebut mengkonsumsi solar subsidi. Namun setelah ada Dexlite, beralih menggunakan Dexlite. Hal tersebut karena kualitas Dexlite lebih baik dari solar bersubsidi.
"Mayoritas dari solar subsidi dari tipe konsumen kendaraan pribadi kelas Kijang diesel. Fortuner yang lama. Mitsubitshi Trinitron. Pajero lama," tutur Afandi.
Dexlite merupakan solar dengan cetane number 51 kandungan sulfur 1.200, dengan begitu Pertamina memberikan pilihan BBM dengan kualitas lebih baik dan harga lebih rendah.
So‎lar biasa memiliki cetane number 51, dengan begitu mengisi BBM jenis solar yang ada sebelumnya yaitu solar dengan cetane number 48 dan Pertadex 53. Atas kualitas tersebut Pertamina berani menjual Dexlite, Rp 6.750 per liter. (Pew/Ahm)