Menristekdikti Punya Cara Menggemukkan Sapi Lokal

Melalui riset ini, bisa mendorong bobot sapi seperti Sapi Bali hingga 500 kg per ekor dan Sapi Sumba mencapai 700 kilogram.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Jun 2016, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 18:30 WIB
Sapi
Kemristekdikti memiliki riset tentang cara menggemukkan sapi lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memiliki riset tentang cara menggemukkan sapi lokal yang dapat menjadi solusi untuk menekan angka impor sapi dan mendorong harga daging turun.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengatakan, riset ini bisa diterapkan dalam waktu dekat.

"Kalau kita kembangkan betul dan kita aplikasikan, saya yakin dapat mengurangi impor 15-20 persen untuk lima tahun ke depan," kata Menristekdikti Muhammad Nasir di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Melalui riset ini, Nasir berharap, mampu mendorong bobot sapi seperti Sapi Bali hingga 500 kg per ekor dan Sapi Sumba mencapai 700 kilogram (kg) sampai satu ton per ekor. Sementara, rata-rata sapi lokal pada umumnya hanya berbobot 250 kg per ekor.

"(Riset ini) di‎mulai sejak 2010. Sekarang 2016 sudah bisa dialirkan ke masyarakat. Kami sudah denplot ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi. Papua belum. Yang sudah kami kembangkan di Makassar yang paling besar," tegas Nasir.‎

Perusahaan distributor daging, Direktur Pemasaran Estika Tata Tiara Wiryo Subagyo ‎sebelumnya menilai, tingginya harga daging sapi di pasaran tak terlepas dari kenaikan kebutuhan daging di masyarakat. Pada tahun lalu, kebutuhan daging di Jakarta mencapai 640 ribu ton.
‎
Pasokannya berasal dari lokal dan impor. Khusus untuk daging impor, dia menjelaskan sebanyak 40 persen merupakan daging beku dan sisanya sapi hidup.

"Bekerjasama dengan Komite Daging Sapi Jakarta Raya  menjual daging sapi halal beku untuk memenuhi permintaan masyarakat Jakarta. Sebab konsumsi daging di Jakarta adalah yang tertinggi di Indonesia," jelas Wiryo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya