Liputan6.com, Jakarta - Setelah melalui Referendum, Inggris akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa atau disebut Britain Exit/Brexit. Keputusan tersebut memicu gejolak di pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia yang direspons dengan anjloknya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pemerintah Indonesia memberikan pernyataan resminya terkait hasil pemungutan suara di Inggris serta dampaknya terhadap Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, keputusan Inggris hengkang dari zona Euro/Brexit merupakan satu kejutan bagi pemerintah Indonesia. Lantaran dia bilang, sejumlah pihak sebelumnya memprediksi Inggris tetap bertahan di Uni Eropa.
Baca Juga
"Tapi ternyata tidak, dan kejutan ini membuat dampak gejolak sedikit lebih besar, sehingga kami melihat baik di pasar uang, pasar modal dan kurs mata uang di berbagai negara terjadi pergerakan," ujar dia saat menggelar Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Darmin menuturkan, guncangan di pasar saham Indonesia akan segera pulih. Namun tidak dengan kurs rupiah meskipun kondisinya mata uang Garuda ini berada di rata-rata atau tengah, tidak tinggi dan tidak rendah. Mengutip laporan Bank Dunia, mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga menyampaikan perekonomian Indonesia berada dalam posisi relatif resillience (mempunyai ketahanan).
"Kami tidak melihat bahwa dampak langsung brexit cukup besar, terutama terhadap Indonesia. Pemerintah dan BI akan terus waspada serta memonitor secara cermat perkembangan dalam beberapa hari ini. Menjaga komunikasi dan memonitor apa yang terjadi di negara tersebut, untuk kemudian menentukan langkah yang harus dikerjakan. Tapi kami sangat percaya bahwa situasi ini tidak mengkhawatirkan," ujar Darmin. (Fik/Ahm)