Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia melonjak 4 persen, dengan Brent menetap di atas US$ 50 per barel, setelah terjadi penarikan lebih besar dari perkiraan pada persediaan minyak mentah AS.
Melansir laman Reuters, Kamis (30/6/2016), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik US$ 2.03 atau 4,2 persen menjadi US$ 50,61 per barel. Ini mendekati sesi tertinggi dalam satu minggu di posisi US$ 50,74 per barel.
Indeks minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup naik US$ 2,03 atau 4,2 persen menjadi US$ 49,88 per barel.
"Selain meningkatkan fundamental pasar, minyak juga ingin menjaga harga di sekitar US$ 50 seperti kita memulai babak kedua," kata John Kilduff, rekan di New York Energy Hedge Fund Again Capital.
Baca Juga
Ini menjadi hari kedua harga minyak kembali bangkit, naik hampir 8 persen sejak banyak pihak dikagetkan dengan keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa.
Kekhawatiran atas apa yang disebut Brexit ini kini mulai memudar, potensi pemogokan pekerja minyak di Norwegia dan krisis di sektor energi Venezuela ikut mendorong laju harga minyak dunia.
Advertisement
Sementara kontrak di pasar spot minyak mentah Brent dan AS melonjak, karena para pedagang bertaruh soal kondisi stok akan mendorong harga yang lebih baik dalam beberapa bulan mendatang.
Lembaga Informasi Energi AS melaporkan bahwa stok minyak mentah turun 4,1 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 24 Juni. Angka ini lebih dari 2,4 juta barel yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters.
"Kami bermain pada kurva yang melebar keluar dan itu baik bagi kita," kata Tariq Zahir, pedagang minyak mentah Tyche Capital Advisors di New York.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Â